Dishub Kota Bogor Evaluasi Uji Coba Angkot Listrik, Begini kondisinya ?
Kurang Diminati, Jumlah Penumpang Angkot Listrik Masih Minim
BRO. KOTA BOGOR – Berbagai kendala terkait uji coba lima armada angkot listrik yang beroperasi sejak awal April 2024, di Kota Bogor, menjadi bahan evaluasi yang dilakukan pihak Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor agar terwujudnya kebutuhan moda transportasi modern di masa mendatang.
Selama satu bulan lebih , angkot listrik yang hanya melayani rute Cidangiang-Suryakencana itu, memang belum begitu akrab bagi warga bogor yang biasa menggunakan transportasi umum angkutan kota.
Meski demikian, Dishub Kota Bogor harus mengevaluasi menyeluruh terhadap uji coba angkot listrik, sehingga keberadaannya benar-benar menjadi tranportasi angkutan perkotaan yang ramah lingkungan, nyaman dengan tarif terjangkau.
Dalam evaluasi angkot listrik itu, Dishub Kota Bogor melibatkan Perumda Transportasi Pakuan, Organda, PT Kalista, konsorsium badan hukum (PT Translinkop).
Evaluasi angkot listrik diantaranya soal jumlah penumpang, tehnis unit angkot listrik yang pada akhirnya terkait dengan kenyamanan penumpang termasuk penggunaan kartu pembayaran elektronik non tunai di angkot elektronik tersebut.
Menurut Kepala Dishub Kota Bogor, Marse Hendra Saputra, sistem pembayaran non tunai akan ditambah yang sebelumnya terbatas hanya menggunakan kartu pembayaran elektronik Brizzi dari Bank BRI.
“Terbatasnya kartu pembayaran elektronik yang bisa digunakan sebagai pembayaran non tunai di angkot listrik, menyebabkan minimnya jumlah penumpang selama uji coba,” jelasnya.
Dishub Kota Bogor juga mengevaluasi terkait kenyamanan penumpang saat duduk di angkot listrik. Begitu pula masalah AC pada angkot listrik, mengingat ada beberapa angkot yang AC tidak berfungsi dengan baik sehingga pada siang hari AC kurang terasa dingin, termasuk kendala teknis pintu angkot listrik.
“Karena sering buka tutup, pintu angkot listrik ada yang eror. Ini juga jadi evaluasi,” katanya
Sementara Kabid Angkutan Dishub Kota Bogor, M. Yafies, menambahkan meskipun angkot listrik menawarkan keunggulan dalam hal operasional yang lebih hemat, efektif, dan efisien, perbedaan harga unit antara keduanya menjadi perhatian utama.
“Misalkan harga angkot listrik mencapai Rp 400 juta per unit, sedangkan angkot manual hanya sekitar Rp 200 juta. Perbedaan harga ini memiliki dampak langsung pada keputusan investasi,” kata Yafies kepada Bogornetwork.com,beberapa waktu lalu.
Menurut Yafies, evaluasi angkot listrik bukan hanya fokus pada efektivitas dan efisiensi operasional, tetapi juga pada pencapaian tujuan jangka panjang terkait dengan transportasi perkotaan yang berkelanjutan.
“Jadi, ada 10 prinsip indikator transportasi modern yang menjadi landasan bagi kebijakan transportasi Kota Bogor,”ungkapnya
Prinsip-prinsip tersebut diantaranya mencakup aspek perencanaan kota yang terpadu dan berorientasi pada manusia, peningkatan mobilitas berjalan kaki dan bersepeda dengan pengembangan jalur sepeda dan area pejalan kaki yang lebih luas, serta pembangunan kota yang berorientasi pada angkutan umum dengan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi.
Disisi lain, papar Yafies pentingnya optimalisasi jaringan jalan dan sistem angkutan umum, termasuk promosi kendaraan ramah lingkungan sebagai bagian dari upaya menyikapi tantangan transportasi secara komprehensif.
“Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan transportasi tidak hanya mengutamakan efisiensi operasional, tapi juga sesuai dengan prinsip-prinsip transportasi modern yang berkelanjutan, pungkasnya.
Untuk diketahui, Pemkot Bogor pada 4 April 2024, melaksanakan ‘kick off’ uji coba lima unit angkot listrik jurusan Cidangiang-Suryakencana, selama tiga bulan ke depan. Angkot listrik ini berhenti di 30 titik pemberhentian.
Editor : Adjet