DPRD Sebut Kinerja Dishub Kota Bogor ‘Kutu Loncat’, Masalah Transportasi Belum Tuntas, Ada Apa Dengan Trem ?
Pengadaan Transportasi Trem Terlalu Dipaksakan,Terminal Bubulak Terbengkalai
BRO. KOTA BOGOR – Komisi III DPRD Kota Bogor mempertanyakan Dinas Perhubungan Kota Bogor yang menyatakan belum siap dengan pengadaan transpotasi Trem di Kota Bogor. Namun dibalik itu, tiba-tiba Dishub melakukan pembahasan trayek dan kerjasama pengadaan barangnya.
“Ini kan tidak berpedoman kepada Perda yang sudah ditetapkan, disamping itu juga Perwali belum ada. Jadi apa sebenarnya motif dibalik trem ini,” tegas Sekretaris Komisi III DPRD Kota Bogor, Bambang Dwi Wahyono Bambang dalam Raker dengan Dishub Kota Bogor, Senin (5/2)
Pada Raker itu agendanya agenda pembahasan wacana pengadaan Trem di Kota Bogor. Bambang juga menilai kehadiran trem di Kota Bogor tidak terlalu mendesak dan tidak berpedoman pada Perda nomor 8 tahun 2023 tentang Transportasi.
Bambang juga mengungkap dalam pembahasan Perda tentang Transportasi, Dishub Kota Bogor menyatakan bahwa klausul tentang kehadiran trem harus dipersiapkan secara matang dan berlandaskan dengan kajian yang mendalam.
Dibagian lain , papar Bambang didalam rencana kerja Dishub sudah tertuang didalam APBD 2024. Akan tetapi dia tidak melihat satupun program menyebut soal pengadaan Trem atau pun kajian tentang Trem ini.
“ Saya menilai pengadaan Trem di Kota Bogor terlalu dipaksakan sehingga menimbulkan problematik bahkan bisa menjadi beban bagi Kota Bogor kedepannya,” ungkapnya
Lebih parah lagi, Bambang menuding kinerja Dishub Kota Bogor seperti tidak memiliki arah dan prioritas dalam mengatasi persoalan transportasi di Kota Bogor. Mulai dari program reduksi angkot, rerouting, Biskita dan pemeliharaan sarana dan pra sarana. “ Semuanya tidak konsisten dijalankan oleh Dishub Kota Bogor,”cetusnya
“Kami tidak melihat prioritas program dan arah kebijakan yang serius dari Dishub dan Pemkot Bogor dalam mengatasi persoalan perhubungan. Jadi ini seperti kutu loncat, program yang satu belum selesai, sudah loncat lagi ke yang lain. Kami sangat menyayangkan hal tersebut,” sambung Bambang.
Komisi III DPRD Kota Bogor, tegasnya tidak menolak kehadiran trem di Kota Bogor. Hanya saja, sangat disayangkan jika program yang sudah disusun dan sudah berjalan tidak diselesaikan hingga tuntas yang menyebabkan program-program yang sudah ada menjadi terbengkalai.
“Jadi intinya trem ini masih jauh api dari penggorengan. Buat apa fokus kesana, lebih baik selesaikan dulu program yang ada baru menyusun program yang baru,” tutupnya.
Menyambung pembahasan soal program kerja, Ketua Komisi III DPRD Kota Bogor, Zenal Abidin, menyoroti soal tidak terurusnya Terminal Bubulak. Ia menyayangkan Pemkot Bogor tidak menindaklanjuti DED dan FS yang sudah disusun sejak 2021 untuk pengembangan Terminal Bubulak menjadi kawasan TOD.
“Kemarin itu Bubulak saja harus viral dulu baru turun Pemkot. Ini kajian DED dan FS yang sudah ada seharusnya ditindaklanjuti, bukan malah loncat ke program yang belum pasti seperti trem. Kami sangat menyayangkan hal tersebut,” jelas Zenal.
Dari hasil rapat tersebut, Komisi III DPRD Kota Bogor memberikan saran kepada Dishub Kota Bogor agar menentukan program prioritas yang akan dijalankan pada 2024 ini. Nantinya Komisi III DPRD Kota Bogor juga akan menggelar rapat secara rutin dengan Dishub Kota Bogor untuk memantau progres program yang sudah disusun agar kinerja Dishub Kota Bogor tetap on the track.
“Jadi rekomendasi kami, Dishub Kota Bogor cukup jalankan saja program yang sudah berjalan selama ini. Kami di Komisi III akan melakukan pengawasan secara rutin terkait capaian kinerja dan program dari Dishub Kota Bogor secara berkala kedepannya,” pungkas Zaenul
Editor : Adjet