Hantu HuruHara! Rilis Extended Play Perdana
Terlahir Gegara Gumpalan Kerumitan Pandemi Covid-19
LABEL independen lokal yang mengkhususkan rilisan Jamaican sound di Bogor, Jejak Tikus Records memberanikan diri merilis horor ska Hantu HuruHara! secara eksklusif.
Rilisan perdana mereka adalah album “Fresh For Jammin” dari band Cocktails. Unit ska legendaris Bogor yang dirilis tahun 2018 dalam bentuk kaset.
Extended Play (EP) Hantu HuruHara! (2020) menandai 2 tahun label independen lokal Bogor ini berjuang menemui talentanya. Hantu HuruHara! menjadi sebuah proyek musik elektronik genre ska asal Bogor yang diinisiasi SCUB (synthesizer, MIDI keyboard).
Menurut pentolan Hantu HuruHara!, Anggitane, proyek bermula dari materi demo untuk bandnya yang tak masuk pengembangan. Lantas coba dipoles menjadi musik intrumental dan mengajak koleganya CULT untuk membangun karakter.
“SCUB juga membuka diri untuk berkolaborasi dengan pemusik dan seniman kreatif lainnya,” ucap Anggitane.
Akhirnya, kolektif musik elektronik virtual bernama Hantu HuruHara! ini pun mampu melepas mini album E) perdananya. Berbekal muatan 4 track intrumental kelam, mereka merangsak masuk dan menghantui ranah musik independen.
Kehadiran Hantu HuruHara!nyaris tak terdeteksi, selain bebunyian yang ditimbulkan track “Berantah”, “Bantam”, “Perlintasan” dan satu track cover “Never Give Up” milik The Partikelir.
Hantu HuruHara! terlahir dari gumpalan kerumitan gegara pandemi Covid-19. Mereka menyalurkan kosep dasar musiknya pada Jamaican Sound. Anak muda Bogor ini memilih bermain-main dengan gaya Horor Ska layaknya “Ghost Town” The Specials maupun “Night Boat to Cairo” Madness versi elektronik.
Selebihnya, Hantu HuruHara! menderu pelan bersama “Clint Eastwood” Gorilaz, meski sebagian pengusungnya mendengarkan Avicii, The Prodigy, The Independents, Madness, Sublime, Schoolyard Heroes, Idles bahkan The Jolly Boys dan Rancid.
Sebenarnya, petualangan Hantu HuruHara! bukanlah pemain lama yang muncul tiba-tiba. Ada serangkaian proses coba-coba yang memadukan synthesizer, piano, MIDI Keyboard dan drum sampling. Lantas terciptalah aneka bunyi yang jika digabungkan terdengar selaras dengan musik Kamis tengah malam.
Musik Hantu HuruHara! dipasok oleh sosok dengan identitas SCUB yang sulit melepaskan diri dari pengaruh Jamaican Sound. Musik yang digelutinya sejak semester pertama sebuah kampus swasta di Jawa. Sementara visual karakter disumbang seniman muda dengan nama punggung CULT, pegiat seni rupa modern yang sayang Ibu.
Rekaman Selama WFH C0vid-19
Proses perekaman dilakukan di ruang kerja pribadi SCUB selama WFH (Work From Home) dengan melibatkan produser dan penulis musik amatir dari Jejak Tikus Records, Anggitane. Sosok yang melibatkan diri mulai dari penciptaan lagu hingga arransemen, sekaligus mengisi bagian instrumen musik piano.
Secara virtual CULT menentukan pilihan karakter dan penamaan Hantu HuruHara! dengan maksud gentayangan demi menyuarakan sesuatu.
EP Hantu HuruHara! berisi 4 (empat) track yang dirilis secara digital pada platform musik Bandcamp, Soundcloud dan akun Youtube Jejak Tikus Records.
EP Hantu HuruHara! sengaja dirilis dalam keadaan pandemi Covid-19 demi memberikan alternatif tema audio selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.
Selain kumpulan audio, Hantu HuruHara! juga merilis “Berantah” dalam bentuk video musik. Dalam videonya “Berantah” digambarkan sebagai perjuangan makhluk hutan (Orang Utan) yang sulit menemukan rumah dan habitatnya.
Kerusakan yang ditimbulkan makhluk lain telah mematikan harkat dan kebebasannya sebagai makhluk Tuhan. Jika musik Hantu HuruHara! merayap gentayangan, maka kisah “Berantah” adalah kenyataan.
“Semoga kita semua senantiasa sehat dan semangat kuat dalam upaya menghadapi situasi pandemi,” pungkas Anggitane.
Penulis : Raskita Raya
Editor : Arie Surbakti
Diskografi : Hantu HuruHara! – Hantu HuruHara! [EP – 2020] Track: “Berantah”, “Bantam”, “Perlintasan”, “Never Give Up” (The partikelir) *Jejak Tikus Records