Kades Sadeng Ngamuk Di RSUD Leuwiliang Bogor. Begini Kejadiannya..!
BRO. Suasana di depan Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah RSUD) Leuwiliang, jadi gaduh, lantaran diketahui Kepala Desa Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor, mengamuk, Rabu (16/3). Aksi kades itu,videonya sempat viral di medsos.
Begini kejadiannya. Yanwar Lesmana, Kepala Desa (kades) Sadeng , Kecamatan Leuwisadeng , kabupaten Bogor mengaku kesal dan kecewa terhadap pelayanan RSUD Leuwiliang. Pasalnya, seorang warganya bernama Yanti, meninggal dunia saat pasien berada di IGD rumah sakit tersebut.
Sebagai kades, dirinya ikut bertanggung jawab terhadap warganya. Bahkan Yanwar , tahu persis SOP bagaimana membawa jenazah dari rumah sakit,tidak boleh membawanya dengan mobil pribadi dan harus menggunakan mobil Ambulance jenazah . Untuk itu, dia memberanikan dirinya meminjam mobil ambulance untuk membawa jenazah warganya ke rumah duka.
Lantaran tidak mendapat jawaban pasti dari pihak RSUD setempat terkait pinjaman ambulance, sang kades pun merasa tidak dihargai dan tidak dilayani baik. Padahal 2 unit mobil ambulance, terlihat parkir di halaman RSUD Leuwiliang.
Kondisi itulah, membuat kades Yanwar naik pitam dan mengamuk di depan IGD RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor.
Baca Juga :Polda Jabar Bongkar Penyelundup 1 Ton Narkoba Jenis Sabu Asal Iran Di Perairan Pangandaran
“Bicaranya semua lagi istirahat tidak bisa di ganggu, apa seperti itu pelayanannya.Saya lihat kok mobil ambulance nongkrong semua ,” ujarnya ketika ditanya awak media, Kamis (17/3)
Emosi kekecewaan kades tak berlangsung lama, setelah petugas RSUD setempat, berusaha menenangkan dan meredam emosi Yanwar yang sangat kecewa akibat pelayanan rumah sakit terhadap pasien yang kebetulan warganya.
Bahkan dirinya meminta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor , memberikan tindakan tegas dan mengevaluasi kinerja pelayanan di rumah sakit tersebut.
“Saya sebagai Kepala Desa Sadeng , sangat kecewa terhadap pelayanan RSUD Leuwiliang yang sangat buruk. Semoga ini terdengar oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor,” pintanya
Menanggapi hal itu, Kasubag Umum RSUD Leuwiliang, Muhtar Lintang ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, pada saat pasien meninggal, dunia kebutuhannya adalah mobil Jenazah bukan mobil ambulance.
“Saat bersamaan mobil jenazah kami harus mengantar ke Cianten dan otomatis mobil jenazah tidak bisa digunakan pada saat itu,” ucapnya seperti dikutip Ceklissatu.com
Berdasarkan informasi dari bagian pendaftaran, ungkap Muhtar Lintang, pasien yang dinyatakan meninggal dunia di IGD itu tanpa status. Sebab keluarga pasien tidak jadi mendaftar sebagai pasien IDG RS Leuwiliang.
“Ketika pasien berada di ruang IGD, upaya menanganan dan tindakan medis sudah dilakukan. Namun Tindakan medis terhadap pasien tidak berhasil dan pasien meninggal dunia,” jelasnya.
Editor : Azwar Lazuardy