Mengenal Lebih Dekat Pengundang Rhoma Irama, Abah Surya Tokoh Lokal Rasa Nasional Nan Fenomenal
*Segera Bikin Acara dan Bentu Paguyuban Sunda Milenial, Kenal Petinggi Negara karena Pergaulan
BRO. Menjelang akhir Juni lalu, tepatnya 28 Juni 2020, seantaro bumi Tegar Beriman (sebutan Kabupaten Bogor) bahkan tanah air dibuat geger oleh perbuatan sosok pria berusia senja yang tinggal di Kampung Cisalak, Desa Cibunian, Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Di tengah proses relaksasi penerapan kebijakan pembatasan sosial bersakala besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19 yang mendera dunia, Surya Atmadja atau akrab disapa Abah Surya, tokoh masyarakat lokal rasa nasional ini justru berani hanya karena janji menyenangkan si buah hatinya, nekad menggelar acara yang berpotensi meningkatkan pasien terkonfirmasi positif.
Padahal saat itu, pemerintah dan masyarakat seolah masih resah dengan terus terjadinya penularan Covid-19, justru Abah malah membuat acara yang bertolak belakang dengan semangat perang memutus mata rantai penyebaran Covid-19 diantaranya hindari kerumunan atau jaga jarak.
Baca Juga: Kuasa Hukum Abah Surya: Bupati Bogor Harus Minta Maaf
Abah malah bersikukuh menggelar panggung hiburan musik dangdut karena sudah direncanakan jauh-jauh hari terkait syukuran khitanan anaknya itu. Sontak, sikapnya itu menuai reaksi keras dan menjadi buah bibir di kalangan masyarakat luas.
Bahkan, Ade Yasin selaku orang nomor satu di Kabupaten Bogor yang memiliki tanggungjawab besar dalam menekan angka kasus Covid-19 juga bereaksi keras. Selain meminta penegak hukum menindak Abah karena terbukti melanggar peraturan PSBB, juga sempat menerjunkan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 untuk melakukan rapid dan swab test massal sepekan paska acara. Lantaran khawatir terjadi penularan Covid-19 di wilayah Pamijahan yang masuk dalam kategori zona merah itu.
Selain abai terhadap imbauan pemerintah, Ade Yasin juga geram dengan sikap Abah, seolah mengabaikan peringatannya untuk mengurungkan niatnya karena situasi masih panedmi. Bukan pelanggaran PSBB nya yang jadi sorotan publik, tapi sosok tuan rumah yang dianggap keras kepala terhadap ancaman Covid-19, hingga akhirnya menuai kontroversi,ada yang pro maupun kontra dengan sikap Ade Yasin.
Baca Juga: 237 Penonton Rhoma Irama Non Reaktif, Keluarga Abah Surya: Imun Masyarakat Pamijahan Sangat Bagus
Tapi tak sedikit pula yang bertanya terkait profil Abah karena berani hingga terkesan memiliki banyak backing atau kenal dengan penguasa, sehingga sejumlah artis ibukota dan pejabat negara leluasa menghadiri undangan acara khitanan anaknya.
Sebab, tak tanggung-tanggung, acara hajatan yang diselenggarakan seorang tokoh masyarakat bermukim di pelosok Kabupaten Bogor ini dihadiri kalangan selebritas dan pejabat negara. Mulai dari Raja Dangdut Rhoma Irama beserta serta artis dangdut ibukota lainnya, baik Ridho Rhoma, Rita Sugiarto, Wawa Mariska, Caca Handika, Yus Yunus dan masih banyak yang lainnya.
Tak hanya itu, ternyata bukan hanya karangan bunga, tapi kehadirian sosok penting di negeri ini juga membuat publik tercengang dan penasaran. Sebab, berdasarkan informasi dihimpun pejabat tinggi Polri, TNI, pemerintah pusat, selain membrikan karangan bunga ucapan selamat juga menghadiri undangan Abah. Bahkan terlihat satu karangan bunga dari orang nomor satu di republik ini Presiden Joko Widodo juga terpampang di area tempat hajatnya.
Baca Juga: Kecam Aksi Panggung Rhoma Irama, Bupati Bogor Malah Dibully Netizen
Namun bukan persoalan pelanggaran Peraturan Bupati (Perbup) No. 35 tahun 2020 tentang PSBB hingga akhirnya Abah dipanggil dan jalani swab test, tapi tentang sepak terjang sosok fenomenalnya yang hendak Si Bro ulas disini. Apalagi, sempat beredar kabar, bahwa yang bersangkutan adalah bagian dari pendiri grup Soneta hingga penasihat spiritual para pejabat tinggi negara.
Bagaimana menyikapi isu beredar tersebut dan apa saja yang dilakukan Abah usai kasus pelanggaran PSBB nya selesai karena terbukti dari hasil rapid dan swab test terhadap ratusan penonton dan warga sekitar dinyatakan negatif alias non reaktif Covid-19. “Kasus tersebut sudah selesai saya sudah meminta maaf dan tidak ada korban penularan akibat acara tersebut jadi sudah tidak ada masalah,” ucap Abah saat disambangi Si Bro di kediamannya beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: Pemkab Bogor Sebut Rhoma Irama Ingkar Janji, Bupati: Saya Minta Semuanya Diproses Hukum
Dalam kesempatan itu, Abah juga menuturkan alasan para selebritis tanah air dan pejabat negara hadir di acara khitanan anaknya lantaran hubungan emosional yang telah dibangun sejak lama. “Iya abah sempat jadi bagian dari penggagas soneta. Nama soneta sendiri itu adalah usulannya, tadinya mau diberi nama moresta. Saya jelaskan Soneta itu artinya perjuangan diambil dari bahasa belanda,” katanya.
Benang merah awal kenal dan ikut mendirikan grup dangdut yang digawangi Rhoma Irama, ia menceritakan terkait keluwesannya dalam bergaul. “Awalnya dari pergaulan di Tanjung Priok pada saat muda abah mengenal Rhoma Irama karena sama berasal dari Bogor walaupun dia (Rhoma Irama) lahir di Tasikmalaya karena saat itu ayah dari Rhoma Irama sempat menjabat sebagai Dandim di Tasikmalaya. Tapi Rhoma sendiri berasal dari Sukaraja, Kabupaten Bogor,” tutur.
Saat diminta tanggapan terkait tudingan bahwa Abah adalah figur budayawan sunda yang klenis hingga dipercaya sebagai penasihat spritual, Abah menepisnya. “Tidak, karena pergaulan saya dan saya adalah budayawan sunda yang memang eksis sejak lama, selalu mengadakan kegiatan baik di padepokan maupun diluar dan alhamdulillah dari beberapa kegiatan selalu didukung bahkan dihadiri oleh para pejabat negara,” kilahnya.
Baca Juga: Rhoma Irama Tetap Nekat Konser; di Masa PSBB Bogor, Gugus Tugas: Menyesalkan Acara Tersebut
Maka dari itu, kata dia, karena sikapnya yang someah alias supel atau pandai bergaul dan selalu hadir dalam setiap undangan acara, dari situlah mungkin yang membuat Abah dikenal. “Dari situlah silaturahim terjalin sampai saya dekat dengan beberapa pejabat dan petinggi negara,” katanya.
Bahkan, dalam menepis stereotype sosok klenis, ia berani mengklaim sebagai budayawan asli orang sunda atau sundanis. “Saya sundanis bukan klenis, saya selalu melakukan komunikasi dengan beberapa padepokan yang ada di indonesia bahkan dengan raja-raja nusantara, saya selalu melakukan komunikasi dan saling mengundang di setiap kegiatan,” tepisnya.
Tak hanya itu, lantaran perhatiannya terhadap kebudayaan sunda cukup tinggi, abah berencana membuat komunitas pemuda yang orientasinya mengenalkan dan melestarikan budaya sunda di kalangan milenial.
Baca Juga: 237 Penonton Rhoma Irama Non Reaktif, Keluarga Abah Surya: Imun Masyarakat Pamijahan Sangat Bagus
“Iya dalam waktu dekat Abah mau membentuk paguyuban yang akan diberi nama Sunda Milenial tujuannya agar para generasi milenial khususnya yang ada di Jawa Barat tidak malu dengan budayanya sendiri,” ujarnya, seraya menceritakan sejumlah persiapan agenda kegiatan Paguyuban Sunda Milenial, agar anak muda Jawa Barat sadar dan peduli dengan kebudayaan sunda.
Penulis: Rizky Multiprayasa
Editor: Hari YD