Pasca Didemo Mahasiswa , Akhirnya Dinas PUPR Kota Bogor Akan Bongkar Tangga Dan Buka Akses Jalan Rangga Gading Bogor.
BRO. Dinas PUPR Kota Bogor, akhirnya segera membongkar undakan tangga di Rangga Gading, setelah didemo Mahasiwa Pancasila (MAPANCAS) Kota Bogor sekaligus mendorong tuntutan warga untuk membongkar tangga di Rangga Gading pada proyek revitalisasi Jalan Suryakencana Kota Bogor.
Dalam Revitalisasi Suryakencana, PUPR Kota Bogor melakukan penutupan akses jalan warga Rangga Gading dan diganti dengan pembuatan tangga. Kondisi itu membuat warga di sana protes. Warga setempat menilai undakan tangga sangat membahayakan karena posisi tangga curam serta tidak ramah Disabilitas.
Dengan demikian, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kota Bogor menyatakan akan segera membongkar akses undakan tangga dan penutupan jalan Rangga Gading.
Baca juga : Touring Tim JKW PWI ; Ada Surga Yang Tertinggal Di Kampung Tematik Mulyaharja Bogor
“Ya mereka (warga) keberatan dan minta agar akses jalan dibuka lagi. Setelah berkoordinasi dengan warga, kita juga meminta konsultan untuk merencanakan agar dibongkar sehingga kita akan buka lagi akses jalannya,” jelas PPK Proyek Suryakencana, Dadan Hamdani kepada awak media usai pembahasan bersama warga di Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa (29/3).
Dadan juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah menunjukan gambarnya, termasuk usulan agar ramah disabilitas dan bisa dilalui kendaraan.
“Soal disabilitas akan jadi masukan termasuk soal kendaraan yang tidak boleh parkir. Kita lihat sekarang masih ada parkir, nanti kita tanyakan DLLAJ bagaimana aturannya dan seperti apa,” ujar Dadan.
Baca Juga :Tinjau SDN Ciheuleut Ambruk, DPRD Kota Bogor Prihatin Kondisi Bangunan Sekolah di Kota Bogor
Awalnya perencanaan Rangga Gading dalam revitalisasi Suryakencana itu untuk pedestarian dan kuliner.
“Rencananya untuk pedestarian dan kuliner, kebetulan jalan Rangga Gading itu tingginya agak jauh, antara level Surken dan level Saketeng, kemudian perbedaan level itu kita tutup dengan tangga,”kilahnya
Ternyata saat pelaksanaan, undakan tangga ini curam dan tidak sesuai dengan SNI, hingga ada komplain dari warga,” tutur Dadan
Di tempat yang sama, seorang warga Rangga Gading, Lily Sastra mengatakan bahwa sebenarnya masyarakat meminta agar akses jalan di buka kembali.
Baca Juga :DPRD Kota Bogor, Kecewa Soal ‘Core Business’ Perumda Trans Pakuan. Ini Alasannya ?
“Jadi masyarakat minta ini dibuka kembali. Tadi kita sampaikan kepada pihak PUPR untuk jalan dibuka secepatnya. Kalau bisa besok ya besok, kita siap juga untuk menyiapkan truk puing,”ungkapnya
Lily juga menyampaikan rasa syukur dan sangat beruntung dengan adanya demo mahasiswa beberapa waktu lalu.
“Kalau tidak ada demo, ini tidak akan jalan dan direspon. Ya mereka para mahasiswa seperti malaikat kalau kata saya,” kata Lily.
Namun demikian, Lily mengatakan bahwa warga masih sangat kecewa lantaran Dinas PUPR Kota Bogor menunda pembongkaran dan direncanakan dieksekusinya pada bulan Mei mendatang.
“Padahal kita (warga) protesnya sejak Desember tahun lalu, namun pihak PUPR bilang tidak bisa karena berbagai alasan. Walaupun saya perempuan, sedikitnya ngerti juga yang kayak begitu. Pokoknya alasannya banyak PUPR itu,”pungkas Lily.
Untuk diketahui, penutupan akses jalan Rangga Gading dan pembuatan undakan tangga, sebenernya sudah diprotes warga setempat. Namun suara protes warga itu tak didengar PUPR sebagai pelaksana Proyek Rivitalisasi Suryakencana Bogor yang mendapat kuncuran dana pinjaman PEN Rp.31 milyar 2021/2022.
Bahkan organisasi Mahasiswa Pancasila (Mapancas) Kota Bogor menduga, proyek penataan kawasan Suryakencana, adanya dugaan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) pada proyek tersebut.
Berdasarkan kajian itu, MAPANCAS kota Bogor, menyampaikan aspirasinya melalui aksi demo di Balaikota, Jumat (25/3). Mereka mendesak Dinas PUPR Kota Bogor merekonstruksi jalan Rangga Gading. Bahkan mereka menilai pembuatan anak tangga di jalan tersebut dinilai tidak ramah disabilitas.
Pihaknya pun meminta kepada Polri untuk menyelidiki dugaan korupsi, kolusi dan nepotisme pada proyek penataan Suryakencana tersebut.
“Kami menduga perencanaan asal-asalan hingga menimbulkan perubahan-perubahan dalam pelaksanaannya,”ungkap Ketua Mapancas Kota Bogor, Fathulloh Fawait.
Editor : Adjet