Pejabat Pemkot Bogor Gundah Gulana Jelang Pelantikan Wali Kota
![](https://i0.wp.com/bogornetwork.com/wp-content/uploads/2025/01/Screenshot_20250106_182515_Chrome.jpg?fit=935%2C526&ssl=1)
BRO. KOTA BOGOR – Masyarakat Kota Bogor menantikan kiprah Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor Terpilih Dedie A Rachim – Jenal Mutaqin dalam “membereskan” segala persoalan yang mendera kota hujan. Salah satunya terkait pelayanan publik dan tata kelola birokrasi.
Jelang itu terjadi, belakangan ini sejumlah pejabat di Kota Bogor dikabarkan sedang ketar-ketir menghadapi aksi “beberes” birokrasi ala Dedie.
Sumber Bogornetwork.com di lingkungan Pemerintah Kota Bogor mengatakan, akan ada rotasi besar-besaran yang akan dilakukan Dedie pasca pelantikannya Maret 2025 nanti. Dan mereka-mereka yang akan digeser nanti, sambungnya, kemungkinan besar adalah pejabat berlatarbelakang alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Ia mengatakan, komunikasi yang terbangun antara Dedie dengan para alumni IPDN tak berlangsung baik selama periodesasinya menjabat Wakil Wali Kota Bogor 2019-2024.
“Dulu pak Dedie sering dicuekin oleh mereka. Sekarang para alumni sedang sibuk konsolidasi mencari sekoci agar posisi mereka aman,” cetusnya.
Diketahui, dari sekitar 40 organisasi perangkat daerah (OPD) yang dimiliki Pemkot Bogor, 17 OPD di antaranya dipimpin para alumni IPDN. Sebagian besar dari alumni IPDN tersebut merupakan pejabat eselon 2B.
Selain rotasi di pucuk pimpinan OPD, kabarnya Dedie juga akan memilih Sekretaris Daerah (Sekda) definitif. Saat ini posisi tersebut diisi seorang penjabat (Pj) yang notabene alumni IPDN yakni, Hanafi.
Pengamat politik dan kebijakan publik, Herry Setiawan menganggap wajar kegundahan batin para pejabat Pemkot Bogor belakangan ini. Dan ia pun mendukung aksi “beberes” Dedie, sepanjang hal tersebut dilakukan sesuai aturan.
“Saya dengar para pejabat Kota Bogor mulai cari cara mendekati kang Dedie. Dan saya pikir hal itu sudah terlambat kalau dilakukan sekarang,” tuturnya.
Perombakan atau reformasi di sistem birokrasi, sambung Herry, wajib dilaksanakan karena hal ini menyangkut pelayanan publik.
Meski demikian, Herry mengingatkan, dalam situasi jelang peralihan kekuasaan saat ini, ada baiknya Dedie Rachim juga memantau pergerakan di lingkaran terdekatnya untuk tidak melakukan hal diluar kewenangannya.
“Saya dengar dari beberapa teman, sudah ada beberapa oknum orang dekatnya Kang Dedie yang keliling. Tapi info itu perlu dikonfirmasi atau setidaknya bisa dijadikan early warning buat kang Dedie,” tuturnya.(Bag)
Editor : Adjet