Berita UtamaBisnisBogorianaHaloBro/FeatureNews

Pungutan Liar Jadi Rebutan di Pasar Malam , Camat Tansa Kota Bogor ; Ini Bisnis Liar, Menuai Masalah

Lurah Bondes Wildan Kurang Koordinasi Dengan Camat Sahib Khan, Ada Apa Ya ?

 

BRO. KOTA BOGOR – Penyelenggaraan pasar malam dan hiburan  ‘korsel’  yang  di gelar  selama sebulan  di Lapangan olahraga Pondok Rumput , Kelurahan Kebon Pedes,  Tanah Sareal Kota Bogor,  mulai menuai persoalan.

Camat Tanah Sareal  , Sahib Khan menuding kegiatan pasar malam itu adalah bisnis liar dan  dirinya mengaku  kecolongan  akibat   ulah Lurah Kebon, Wildan   yang telah memutuskan kegiatan pasar malam digelar di Lapangan Pondok Rumput tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan Camat Sahib Khan selaku  atasannya.

Menurut Sahib Khan,  dirinya pernah didatangi  Pebisnis (EO) Pasar malam,  Suherman yang berencana menggelar pasar malam dan hiburan korsel bagi warga  Pondok Rumput dan Kebon Pedes Tanah sareal.

Mengingat lapangan Pondok Rumput  selama ini dijadikan sarana olahraga warga termasuk  kegiatan kepramukaan dan Upacara  siswa SD Negeri Pondok Rumput, Camat  Sahib Khan mengaku mencari tempat alternatif yaitu di Kubang Blender Kebon Pedes yang jaraknya pun tak jauh dengan lapangan Pondok Rumput.

“ Namun  tanpa koordinasi dengan saya selaku atasannya,  lurah Kebon Pedes, Wildan sudah memutuskan kegiatan pasar malam digelar di lapangan Pondok Rumput setelah pihak kelurahan  rapat dengan para Ketua RW dan LPM Kebon Pedes, “jelas Camat Sahib Khan kepada Bogornetwork.com dan sejumlah awak media lainnya di PWI Kota Bogor, Kamis (10/11).

Camat Sahib,  sebenarnya sudah memprediksi  sarana olahraga  yang digunakan  kegiatan  pasar malam dan hiburan permainan Korsel , akan  berdampak terhadap aktivitas warga jadi terganggu .  Dampak  lainnya adanya  rebutan zona parkir motor pengunjung  pasar malam yang tidak dikelola secara baik  sehingga batas wilayah RW  disekitaran area  pasar malam menjadi batasan penguasaan parkir liar.

BAHAYA :Terlhat jelas pengunjung yang naik ayunan puter ternyata tidak mengenakan sabuk pengaman. Terutama digemari anak-anak kecil. Perlu ketegasan serius pihak operator . Foto : dok.SiBro

“ Ya ini jadi catatan bagi Lurah Wildan sebelum  mengambil keputusan , seharusnya  berkoordinasi  dengan pihak kecamatan Tanah Sareal. Meski  demikian , saya harus mengamankan  sebuah keputusan Lurah Wildan,” ujarnya

Kegiatan Pasar Malam yang  dibuka sejak dua minggu lalu dan berakhir tanggal 30 November 2022 mendatang itu, bukan saja menyedot perhatian warga di wilayah Kecamatan Tanah Sareal  melainkan warga Bogor lainnya terus berdatangan baik menikmati aneka hiburan korsel maupun hanya sekedar ingin tau sambil menikmati makanan jajajan produk UKM Binaan LPM Kebon Pedes maupun UKM yang berjualan di dalam  area Pasar Malam  tersebut.  Pada hari libur Sabtu dan Minggu, pasar malam penuh dipadati pengunjung dan jangan heran  pendapatan  bisnis  komedi putar  ‘Korsel’ dan permainan ketangkasan lainnya  di pasar malam diperkirakan  Rp.8 -10 juta /hari. libur.

Lantas bagaimana dengan pajak retribusinya, apakah disetor atau  berlaku pajak koordinasi  ?

Untuk diketahui,  setiap pengunjung  yang ingin menikmati sensasi berbagai permainan di pasar malam , dikenakan tarif rata-rata  Rp.15 ribu /sekali naik

Namun sayangnya, pihak kelurahan Kebon Pedes maupun LPM setempat tidak secara transparan membeberkan kontribusi apa yang diberikan terkait Renovasi Lapangan Pondok Rumput sebagai sarana olahraga warga maupun siswa  SDN  setempat.

Mengingat selama ini pemeliharaan dan perawatan lapangan tersebut hanya mengandalkan swadaya warga. Bahkan kebersihan  lapangan pun dilakukan pegiat sosial yang peduli terhadap keberlangsungan fasiltas olahraga yang terkesan luput dari perhatian dan sentuhan  pihak Kelurahan Kebon Pedes hingga Walikota Bogor Bima Arya.

“Ya konpensasinya  jangan sebatas  kebersihan lapangan. Nanti saya tanyakan ke lurah ,” kilahnya

Camat  Sahib Khan  sangat setuju  apabila   pihak pengelola pasar malam dan hiburan korsel memberikan konpensasi bisnis pasar malam untuk  perbaikan dan peningkatan fasilitas olahraga di sana. Seperti memperbaiki lintasan  lari dan jalan cepat  dengan bahan matrial  yang biasa digunakan selayaknya lapangan olahraga.

“ Jadi  ada beberapa koreksi yang harus menjadi perhatian serius lurah Wildan bersama pihak EO Pasar Malam , seperti penataan parkir termasuk keamanan motor maupun helm pengendara.  Jangan hanya  rebutan Cuan Parkir tanpa memperhatikan keamanan kendaraan pengunjung termasuk penjaga  parkirnya  jangan sambil mabok .Ini saya dapat  laporan dari warga.,” ujar Sahib.

Sementara  beredar informasi, UKM yang berjualan di dalam area pasar malam , dikenakan biaya  pungutan liar sebesar RP. 300  ribu  selama kegiatan berlangsung.  Padahal sejumlah  tenda kerucut yang berlogo Pemkot Bogor dan bertuliskan UMKM ,   merupakan fasilitas gratis dan bukan untuk di sewakan.

Hal itu juga diperkuat pengakuan seorang pedagang UKM yang membenarkan adanya sewa tenda di area pasar malam.. “ Ya kami sewa tenda Rp.300 ribu pak ,” kata seorang pedagang  ketika diklarifikasi.

Terkait dugaan  pungutan liar  termasuk siapa oknumnya , Camat Tanah Sareal Kota Bogor, Sahib Khan  terlihat kaget namun dia  berjanji  bakal mempertanyakan masalah tersebut

“Nanti saya konfirmasi terkait sewa  tenda dan harus tranparan ,  uang sewa itu digunakan untuk apa lantas siapa yang menerima dan atas perintah siapa ,” jelas Camat Sahib Khan

Bahkan isu yang beredar pihak pebisnis (EO) pasar malam, disepakati  menyetor dana senilai Rp. 30 jutaan untuk kegiatan operasional pasar malam  kepada  pihak kelurahan Kebon Pedes .

“Informasi yang saya dapat, setiap RW di wilayah Pondok Rumput mendapat konpensasi uang  .Soal besarannya dan apakah ada RW yang tidak  menerima konpensasi uang itu akan kita telusuri ,” janji  Sahib.

Sementara di awal  Pasar malam di buka , warga dan beberapa pengunjung  sempat menyaksikan perbuatan tidak senonoh  yaitu pelecehan yang dilakukan seorang oknum pedagang  terhadap pengunjung wanita.

Diceritakan warga,  seorang  pedagang  terlihat memeganjg pinggul bagian belakang pengunjung wanita. Karuan saja  akibat tangan usil  pedagang  itu , seorang pengunjung wanita korban pelecehan menjadi marah.

Hal lain juga terekam dalam gambar ,  operator permainan ayunan putar dinilai teledor karena tidak semua pengunjung yang menikmati ayunan putar dipasang sabuk pengaman sehingga bisa membahayakan keselamatan jiwa  pengunjung bisa  terjatuh saat ayunan itu berputar apalagi ayunan putar disenangi anak-anak kecil.

Adanya berbagai  permasalahan yang muncul disaat pasar malam digelar, tentu menjadi kajian agar pasar malam yang berakhir 30 November  2022 mendatang tidak menjadi masalah baru dan  pihak Kecamatan Tanah Sareal secara tegas tidak akan memperpanjang waktu pelaksanaan pasar malam dan hiburan  korsel , di lapangan Pondok Rumput.

“ Apapun  alasannya, saya tegaskan tidak akan diperpanjang waktu penyelenggaraan pasar malam. Ini kegiatan bisnis liar,” pungkas Sahib Khan.

Editor : Adjet

 

 

Show More

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button