Berita Utama

Saeful Bahri Usul Terapkan Jam Malam di Kota Bogor

BOGOR KOTA-BRO, Anggota DPRD Dapil Bogor Utara, Akhmad Saeful Bakhri mengaku geram dengan aksi tawuran antar kelompok remaja di Kota Bogor. Apalagi, kejadian terakhir sampai merenggut nyawa seorang remaja.

Untuk itu, Anggota Komisi IV DPRS Kota
Bogor ini meminta Pemerintah Kota Bogor konsisten menjalankan patroli 24 jam. Langkah pencegahan, lanjutnya, harus maksimal, bila perlu memasang CCTV di semua lokasi yang rawan tawuran antar remaja atau antar pelajar.

Pernyataan ini menyusul terjadinya tawuran antar-remaja di Jalan Pandu Raya pada Ahad (09/02/2020) lalu. Dalam insiden iji, MZ (16) warga Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, meninggal setelah terkena senjata tajam.

Politisi PPP yang juga mantan wartawan dan pengusaha ini berinisiatif menyambangi kediaman korban. Ia ingin secara langsung mendengar aspirasi dan keluh kesah serta ihwal kejadian tersebut dari orangtua korban.

Saeful menilai kejadian tersebut murni merupakan tindak kriminal yang harus diungkap dengan terang benderang oleh polisi.

Sebagai langkah pencegahan, Ia mendesak pemerintah segera menerapkan jam malam di Kota Bogor dan juga memberikan sanksi tegas kepada mereka yang kerap nongkrong di pinggir jalan.

“Ini harus ada jam malam, karena tren tawuran ini bergeser dari siang ke dinihari,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil pendalaman yang dilakukan Komisi IV, tren tawuran kini bergeser dari antarsekolah ke antarkelompok tongkrongan.

“Jadi mereka ini rata-rata usia sekolah, tapi tak bersekolah lagi. Kemudian nongkrong di satu tempat, dan menamai kelompoknya,” ujarnya.

Dari data yang dikantongi pihaknya, di Kota Bogor itu terdapat puluhan kelompok nongkrong yang anggotanya berasal dari anak sekolah dan non pelajar. Baik perempuan maupun laki-laki.

“Tapi biasanya tawuran itu yang laki,” imbuh dia.

Saeful juga mengungkapkan, ada beberapa nama kelompok nongkrong. Di antaranya, Koja yang berlokasi di sekitar Tegal Lega, Surken Chaos, Suryakencana Street, WODS, WTF, Kojas, Jabaru, dan lain sebagainya.

“Masih banyak lagi nama-namanya. Kebetulan yang terakhir terlibat bentrok, ya BL dan LS,” ucapnya.

Saeful menilai bahwa untuk memutus mata rantai tawuran antarkelompok tongkrongan, peranan orangtua sangat vital.

“Disini peran orangtua sangat vital. Jangan dibiarkan anaknya keluar malam terus, dan harus sering mengontrol gadget-nya,” ucap dia.

Naskah : Resha ZB
Editor : Arie Surbakti|Bro-1

Show More

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button