Berita UtamaNews

Waspada Ancaman Serius di Kota Bogor, 8 Orang Balita dan Anak-Anak Tewas Terserang Demam Berdarah

Wilayah Kecamatan Bogor Timur dan Bogor Selatan Ditemukan kasus DBD Paling Banyak

BRO. KOTA BOGOR – Penyakit DBD masih menjadi  ancaman serius, di sejumlah wilayah  di Kota Bogor. Hingga akhir  November 2022  penyebaran kasus DBD di wilayah Kota Hujan  ini cukup banyak

Berdasarkan data dari Dinas  Kesehatan Kota Bogor, Wilayah  Kecamatan Bogor Timur dan Kecamatan Bogor Selatan  ditemukan kasus DBD paling banyak dibanding dengan 4 kecamatan lainnya di Kota Bogor.

Di Kecamatan Bogor Timur, kelurahan Katulampa  ditemukan  92 kasus DBD dan Kelurahan  Baranangsiang ada 50 kasus DBD.

Sedangkan di Kecamatan Bogor Selatan ,  Kelurahan  Cikaret  ditemukan ada 60 kasus DBD dan Kelurahan Mulyaharja tercatat ada 50 kasus DBD.

“Usia yang terjangkit demam berdarah di wilayah Kota Bogor, rata-rata  usianya  5 sampai 14 tahun,” ujar Sekretaris Dinkes Kota Bogor, Erna Nuraena, Sabtu (10/12)

Dinkes Kota Bogor juga  melakukan Kegiatan pengasapan atau fogging untuk  membunuh nyamuk dewasa untuk wilayah yang tercatat terjangkit Demam Berdarah.Foto :Net.

Erna juga menyebut salah satu satu penyebab masih tingginya  penyebaran kasus DBD masih di wilayah Kota Bogor, disebabkan  kurangnya kepedulian masyarakat untuk melakukan upaya preventif penularan penyakit DBD.

Bahkan secara akumulasi  hingga November 2022  tembus angka sebanyak  1.428 orang terserang DBD. Dari Jumlah itu dilaporkan sebanyak delapan orang tewas  yang usianya  balita dan anak-anak.

“ Jadi dibanding tahun lalu, jumlah warga Kota Bogor yang terserang DBD meningkat, “ ujar Erna.

Meski demikian, Dinas Kesehatan Kota Bersama  Puskesmas di wilayah Kota Bogor, ungkap Erna, berupaya melakukan penanganan untuk penurunan angka DBD  dengan meningkatkan peran serta masyarakat.

“Untuk  pengendalian vektor nyamuk Aedes Aegypti sesuai Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), dengan melaksanakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” katanya

Erna juga  mengajak masyarakat melakukan gerakan satu rumah satu jumantik, di lingkungan rumah tempat tinggal dengan cara mengajak keluarga untuk melakukan 3M plus di rumah,  masing-masing dilakukan secara mandiri satu minggu sekali.

Warga Masyarakat  diminta  untuk menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, misalnya water toren, gentong atau tempayan penampung air, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk.

“Kegiatan pengasapan atau fogging, kita juga lakukan dengan menggunakan insektisida hanya sebatas mampu membunuh nyamuk dewasa untuk wilayah yang tercatat terjangkit demam berdarah,” pungkasnya

Editor : Adjet

Show More

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button