Berita UtamaNews

Waspada! Virus Corona Sudah Sampai di Bogor

Wabah Dibawa Warga Jateng saat Seminar di Kota Bogor

Bogor, Bro- Penyebaran wabah virus corona (COVID-19) telah sampai ke Bogor. Virus itu diduga dibawa oleh dua pasien positif corona asal Jawa Tengah yang mengikuti seminar beberapa hari di Kota Bogor.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membenarkan hal ini. Dia mengatakan, dari dua warganya yang positif terinfeksi virus Corona, terdapat satu orang lagi yang diduga turut terinfeksi virus mematikan tersebut. Dan saat itu, mereka bersama-sama menuju Kota Bogor.
“Jadi yang dua sudah positif Virus Corona. Dan yang satu ini baru masuk dan sedang dalam Pasien Dalam Pengawasan (PDP),” jelasnya saat bertemu dengan wartawan.
Satu temannya yang masih bersatatus PDP tersebut juga sedang dirawat di RSUD Moewardi Solo. Pasien tersebut sedang menjalani pemeriksaan dan menunggu hasil lab untuk memastikan pasien tersebut positif corona atau tidak.
“Saat ini, perkembangan terbaru status pasien tersebut masih PDP. Saat ini masih menunggu hasil lab untuk memastikan,” paparnya.
Saat ini Pemprov Jateng masih terus mendalami dan akan mencari agar mata rantai kasus ini dapat ketemu. Ganjar berjanji akan selalu mentracking perjalanan tiga pasien tersebut.
“Untuk saat ini kita belum ada laporan saat mereka ke Bogor itu sedang mengikuti seminar apa. Namun kita akan terus mencarinya,” katanya.
“Bagi yang pernah kontak langsung dengan dua mereka, segera laporkan kepada rumah sakit yang telah direkomendasikan,” jelasnya.
“Selain itu, saya juga mengimbau agar masjid dan musala tidak diberi karpet. Cukup lantai saja, agar bisa dibersihkan dengan sabun,” katanya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Indonesia tengah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Malaysia untuk menelusuri keberadaan virus corona di Bogor. Perlu diketahui, seorang warga negara Malaysia positif virus corona dinyatakan sempat mengunjungi ke Indonesia, khususnya Jakarta dan Bogor. Orang ini merupakan kasus ke-78 di Malaysia. WN Malaysia tersebut merupakan perempuan berusia 46 tahun yang baru saja kembali dari Jakarta dan Bogor, Indonesia.
Dia langsung dirujuk ke RS Kuala Lumpur pada Kamis (5/3/2020) malam untuk dirawat intensif.
Dia dan keluarganya, termasuk suami dan kedua anaknya, mengunjungi Jakarta dan Bogor pada 13 hingga 19 Februari. Belum ada pernyataan resmi di mana pasien tersebut tertular virus corona (COVID-19).
Menurut pernyataan rumah sakit, bangsal di RS itu ditutup untuk disterilkan dan mengkarantina sejumlah petugas medis yang telah melakukan kontak dengan pasien. Dikutip dari laman Kemenkes Malaysia, kasus ke-78 corona atersebut dilaporkan pada 6 Maret. Ia diketahui memiliki riwayat perjalanan ke Indonesia mulai 13-19 Februari.
Lalu, bagaimana penelusuran jejak WN Malaysia itu menghindari penyebaran di Jakarta dan Bogor?
“Masih kita koordinasi kita sudah mendapatkan dia di mana dan siapa kontaknya dan kita lakukan contact tracing,” kata juru bicara penanganan corona di Indonesia Achmad Yurianto, Minggu (8/3/2020).
Namun ia tidak merinci siapa saja yang kontak dekat dengan WN Malaysia itu. Yurianto pun mengungkapkan alasannya.
“Tidak semua contact tracing sakit. Jadi yang kita laporkan hanya yang sakit saja. Tidak semua menjadi suspect,” jelas dia.
Sementara itu, masyarakat diminta untuk terus meningkatkan kewaspadaannya terhadap mewabahnya virus corona. Pemerintah Kebupaten (Pemkab) Bogor juga meningkatkan kewaspadaan penularan virus Corona, meski belum ada dinyatakan terindikasi Corona di Bogor.
Bupati Bogor, Ade Yasin sudah mengeluarkan instruksi. Kewaspadaan itu tertuang dalam Instruksi Bupati Bogor Nomor 90 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19).
Instruksi ditandatangani Bupati Ade Yasin tanggal 4 Maret 2020 yang berisi beberapa poin langkah antisipasi pencegahan dan menyiapkan fasilitas kesehatan jika ada pasien terindikasi COVID-19.
Lewat instruksi ini, Ade meminta dinas kesehatan, puskesmas, camat hingga kepala desa/lurah, lebih gencar menyosialisasikan cara penularan dan pencegahan Virus Corona.
“Terutama puskesmas, harus lebih memantau di sekitar wilayah kerjanya dan melakukan deteksi dini Virus Corona dengan berkoordinasi dengan dinas kesehatan,” ujar Ade Yasin. (gar)

Show More

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button