Bima Arya Sedih, 90 Persen Warga Kota Bogor Terpapar Secara Ekonomi
Survei Nanyang Technological University (NTU) Singapura Bikin Sedih Tapi Semangat
BRO. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam setiap kesempatan selalu mengungkapkan perasaanya setelah melihat hasil survei Nanyang Technological University (NTU) Singapura tentang persepsi warga Kota Bogor mengenai Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Khususnya tentang 90 persen warga Kota Bogor terpapar secara ekonomi selama pandemi Covid-19. Hal itu diungkapkan Bima saat blusukan sejumlah perkampungan sebagai salah satu bagian dari program pembatasan sosial berskala mikro dan komunitas (PSBMK), Rabu (16/09/2020)
Kali ini yang dikunjungi Bima adalah perumahan Griya Melati RT 02/RW 13, Bubulak, Bogor Barat. Kunjungan tersebut dalam rangka panen Lele dengan teknik budidaya ikan dalam ember (budikdamber).
Baca Juga: Melanggar di PSBMK Tahap 3, Bima Arya : Sanksi Lebih Tegas Terhadap Sektor Usaha
“Saya cerita sedikit. Baru saja kita melakukan survei tentang Covid-19 di Kota Bogor. Ada yang hasil survei yang membuat saya bersedih yaitu 90 persen warga Kota Bogor mengaku terpapar secara ekonomi, 40 persen putus kerja, 19 persen percaya Covid-19 itu teori konspirasi buatan manusia,” ujar Bima Arya.
“Tapi ada dua temuan survei yang membuat saya semangat dan optimis, apa itu? Pertama sebagian besar warga Kota Bogor itu punya solidaritas sosial yang sangat kuat.” kata Bima Arya.
Baca Juga: Namanya Dicatut Penipu Lewat Facebook, Mantan Wali Kota Bogor Lapor Polisi
Jadi, lanjut Bima saat ditanya banyak yang ingin menerima atau memberi jawabnya adalah banyak yang mau memberi, banyak yang peduli terhadap sesama.
Kedua, mayoritas warga Bogor itu optimis bahwa kita akan berhasil memenangkan peperangan ini. Ini dua modal sosial yang luar biasa.
Menurut Bima, salah satu contohnya bisa dilihat dari apa yang dilakukan oleh warga Griya Melati untuk menunjang ketahan pangan keluarga di tengah pandemi.
Di mana, warganya sangat guyub dan memiliki semangat gotong royong yang luar biasa.
“Kehadiran saya di sini ingin menyampaikan pesan pada semua bahwa ini dahsyat, ini luar biasa, ini bisa jadi inspirasi untuk semuanya. Jujur saya kadang malu.” ungkap Bima.
Baca Juga: Melanggar di PSBMK Tahap 3, Bima Arya : Sanksi Lebih Tegas Terhadap Sektor Usaha
Kadang, kata dia, warga lebih semangat daripada aparatnya. Tapi banyak juga yang camatnya oke, lurahnya oke, dinasnya juga oke. Warga perlu disupport kegiatannya luar biasa.
Bima berharap, dengan pengembangan urban farming ini, selain bisa membantu ketahan pangan keluarga, juga bisa ada tambahan secara ekonomi ketika panen.
“Mungkin ada tambahan ekonomi dari budidaya ini tapi rasanya itu bukan segalanya. Utamanya adalah kebersamaan yang paling mahal. Kalau sudah bersama, sudah kompak, sudah solid enak ke depannya,” jelasnya.
Baca Juga: Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19 di Perbatasan Bogor, Bima Arya dan Ade Yasin Saling Menguatkan
Di tempat tersebut, Bima Arya bersama warga melakukan panen budidaya lele mandiri (Budiman), melihat pameran produk lokal warga setempat dari hasil urban farming, seperti olahan lele dengan nama Lesgo (lele siap goreng).
Melihat P3K (pojok peduli pangan keluarga) di mana paket hasil urban farming yang dikemas kemudian bebas diambil warga dengan konsep donasi sukarela dari warga untuk warga.
Sementara itu, Ketua RT 02 Griya Melati Emil Rachman mengungkapkan bahwa semua aktivitas tersebut dikemas oleh warga untuk warga.
Baca Juga: Lagi, Satu Pasien Positif Corona Meninggal di Kota Bogor
“Kami memanfaatkan lahan yang terbatas di perumahan kita untuk bercocok tanam sayuran dan beternak ikan lele. Kegiatan ini digerakan saat awal masa PSBB di tengah pandemi ini,” ungkap Emil.
“Sehingga tercetus gerakan ini yang mana gerakan ini sebetulnya bukan hanya sekedar memelihara lele, bercocok tanam kangkung tapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan yang tumbuh antar sesama tetangga.” pungkas Bima.
Penulis: Hari YD
Editor: Azwar Lazuardy