Bro, BORAC, Inisiatif Muda Bogor Melawan Corona, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor adalah daerah yang terdampak dari wabah COVID-19. Kota Bogor mencatat ada 421 ODP, 35 PDP, dan 17 Positif Corona. Sementara Kabupaten Bogor mencatat 288 ODP, 98 PDP, dan 10 Positif Corona. Dampak dari wabah ini diprakirakan akan memuncak pada bulan April hingga Mei 2020.
Berbagai inisiatif untuk mengatasi ini pun muncul, salah satunya dari Inisiatif Muda Bogor yang membuat gerakan bersama dengan nama Bogor Rise Againts Corona atau yang disingkat BORAC.
“Gerakan yang diinisiasi oleh para pemuda, pelaku seni, pelaku ekonomi kreatif, Gerakan kolektif, komunitas, relawan dan masyarakat Bogor yang peka dan memiliki nilai juang untuk bergotong royong saling membantu dalam melawan corona, dengan cara menggali data informasi yang valid dari setiap wilayah Kota maupun Kab. Bogor yang berkoordinasi dengan setiap elemen yang ada, untuk siap membantu masyarakat Bogor dalam menangani corona dengan upaya pencegahan serta-merta membantu dalam ketahanan pangan setiap wilayah yang terdampak,” kata Koordinator Borac Richard Nando kepada Si Bro pada Kamis, 1 April 2020.
Adapun landasan dari gerakan kegiatan ini adalah Karantina Wilayah atau Darurat Sipil, kurangnya APD untuk tenaga medis di RS dan Puskesmas, dan kemungkinan besar masyarakat akan kekurangan pangan apabila ini berlanjut hingga beberapa bulan ke depan.
Perlu diketahui, Bro, dalam kegiatan ini, Borac mencoba melakukan dua hal, yang pertama Membangun Kampung Siaga Covid-19, dan yang ke-dua melakukan Creativefunding/Donasi dengan Cara Kreatif dan juga Bantuan Langsung berupa Bahan Baku Sembako.
“Upaya ini kami lakukan untuk mengumpulkan kebutuhan pangan, memenuhi kebutuhan APD, serta mengedukasi masyarakat terkait dampak yang akan terjadi dan hal apa yang harus dilakukan. Kami mengajak keterlibatan para Seniman, Musisi, Influencer, Pelaku Ekraf, hingga masyarakat untuk ikut serta membantu dan mendukung Gerakan ini untuk penyeberan informasi dan memenuhi target pencapaian donasi,” tambah Richard.
Berdasarkan catatan Tim Borac, sejak tanggal 30 Maret 2020 Borac terbentuk atas dasar sikap pemerintah dalam menangani kasus penyebaran Covid-19, yang belum fokus untuk menyelesaikan masalah kebutuhan pangan dan perlindungan sosial. Terlebih lagi karena adanya anjuran WFH (Work From Home), tapi belum ada kebijakan terkait perekonomian warga yang terdampak karena kasus ini.
“Langkah koordinasi dengan pemerintah setempat sudah dilakukan, namun tetap belum mendapatkan kejelasan seputar itu, dan kami pun sudah melakukan mediasi terkait kasus ini untuk ikut memberikan bantuan sebisa kami, namun tetap tertahan dikarenakan ada kepentingan lain oleh pihak-pihak tertentu, dan edukasi warga terkait kasus ini masih sangat minim sekali. Kami ingin pemerintah bergerak cepat, tidak melulu bicara rencana seperti yang sudah tersebar di media saat ini seputar Darurat Sipil, yang dimana itu akan menimbulkan kepanikan berlebih, kekerasan, kriminalitas seperti penjarahan dan lainnya bisa terjadi, mengingat warga membutuhkan asupan makanan. Alasan kami berfokus pada ketahanan pangan, karena itu merupakan bagian dari kebutuhan pokok manusia untuk bertahan hidup. Kami sudah melakukan pendataan dibeberapa wilayah yang membutuhkan bantuan ketahanan pangan ini, pada nilai rata-rata disetiap wilayah RW Kota dan Kabupaten,” tambahnya.
Borac mencatat bahwa di daerah Kelurahan Bantarjati, Bogor Utara ada hampir 300 KK yang membutuhkan sembako dikarenakan faktor ekonomi mereka yang semakin memprihatinkan. Karena berdasarkan mayoritas warganya adalah Pedagang, Ojek online, dan Pegawai Pariwisata. Contoh lain di wilayah Cisarua misalnya, salah satu warga mengeluhkan seputar 75% mayoritas warganya bekerja mengandalkan sektor pariwisata, seperti; Pegawai Hotel, Pedagang Asongan, dab Bisnis Ekonomi Kreatif.
“Seminggu ini mereka bener-bener gak kerja dan gak berpenghasilan sama sekali hingga waktu yang tidak ditentukan karena dirumahkan,” ucap Idris warga Desa Cilember, Kecamatan Cisarua.
Dengan adanya beberapa kasus tersebut Borac mengharapkan kerja sama dan bisa berkoordinasi dengan pihak pemerintah dan beberapa stakeholder yang selama ini masih belum terlihat pergerakannya dalam memberikan bantuan terkait ketahanan pangan. Semoga dengan cara ini pula masyarakat bisa semakin tergerak, minimal untuk membantu tetangganya dengan membuat lumbung warga yang bisa dipakai oleh semua warga kelak, yang diadaptasi dari Kampung Siaga Covid-19 dari Sekolah Relawan.
Penulis: Robby Firliandoko
Editor: Robby Firliandoko