BRO, Negara super power Amerika Serikat ( AS) menjadi negara pertama di dunia yang mencatatkan lebih dari 2.000 korban meninggal akibat virus corona dalam sehari. Bahkan sekarang ini para koran meninggal itu dikubur massal
Angka tersebut tercatat pada Jumat (10/4/2020), yang membuat Negeri “Uncle Sam” kian muram di saat miliaran orang di seluruh dunia merayakan hari Paskah.
Dilansir dari AFP, pada Jumat AS melaporkan 2.108 korban meninggal baru yang merupakan jumlah korban harian tertinggi dibandingkan negara mana pun.
Dengan lebih dari 500.000 kasus infeksi Covid-19 yang dilaporkan, AS juga memiliki kasus virus corona terbanyak di dunia.
Sementara itu jumlah kasus secara global kini mencapai lebih dari 1,7 juta dan jumlah kematian melewati angka 103.000 pada Jumat.
Namun, Presiden Donald Trump mengatakan, dengan jumlah kasus di AS yang “mendekati puncaknya” dan physical distancing yang bekerja dengan baik, dia mempertimbangkan untuk menggerakkan kembali roda perekonomian.
Trump mengakui risiko kematian akan lebih tinggi jika bisnis dimulai kembali terlalu cepat.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun pada Jumat telah memperingatkan negara-negara agar tidak mencabut lockdown terlalu cepat.
“Tapi tahukah Anda? Tetap di rumah menyebabkan kematian juga,” kata Trump menunjuk pada penderitaan ekonomi besar-besaran bagi jutaan orang AS.
Sementara itu, Gubernur New York Andre Cuomo mengatakan, jutaan orang di negara bagian harus dites virus corona sebelum perekonomian dimulai lagi.
New York sendiri adalah negara bagian dengan dampak Covid-19 terparah di Negeri “Uncle Sam” dengan 172.358 kasus dan 7.844 korban meninggal hingga Sabtu (11/4/2020).
Banyaknya korban berjatuhan di New York membuat pemerintah setempat langsung menggali kuburan massal.
Lokasi yang dipilih adalah di Pulau Hart di luar Bronx, yang telah digunakan selama lebih dari 150 tahun oleh pejabat kota, sebagai situs pemakaman massal bagi orang-orang yang tidak memiliki kerabat dekat atau yang keluarganya tidak mampu membayar biaya pemakaman.
Dilansir dari BBC, foto-foto telah bermunculan menunjukkan para pekerja dengan baju hazmat mengubur peti mati di kuburan massal New York City.
Rekaman dari drone juga menunjukkan para pekerja menggunakan tangga untuk turun ke lubang besar tempat peti mati ditumpuk.
Kegiatan pemakaman di situs tersebut telah meningkat di tengah pandemi virus corona. Dari yang biasanya seminggu sehari kini menjadi seminggu lima hari, menurut Departemen Pemasyarakatan.
Tahanan dari Pulau Rikers biasanya yang melakukan pekerjaan itu, tetapi dengan meningkatnya beban kerja baru-baru ini diambil alih oleh kontraktor.
Penulis: Adi Kurniawan
Editor: Adi Kurniawan