News

Ini Penyebabnya , Kedai Kopi Di Kota Bogor Mati Suri ?

Curhatan Pelaku Usaha ; Selama Masa PSBB Pandemi Covid-19, Pendapatan Usaha Kami Anjlok Hingga 80 Persen

BRO. Kondisi ditengah Pandemi Covid-19, yang melanda hampir semua denyut perekonomian , juga berdampak serius terhadap sektor pariwisata Kota Bogor, terutama di bidang Food And Bevarage (FnB), seperti kedai Kopi yang saat ini menjamur di Kota Hujan.

Pendapatan para pelaku usaha tersebut Anjlok hingga 80 persen, terlebih selama pandemi ini pemerintah mengelurkan banyak kebijakan terkait Pembatasan sosial mulai PSBB, PSBB pra Adapatasi Kebiasaan Baru, hingga yangĀ  sedang di terapkan saat ini yakni Pembatasan Sosial berskala Mikro dan Komunitas ( PSBMK),Ā  jumlah visitor yang datang ke kedai-kedai kopi,Ā  sangat sedikit bahkan dapat di hitung dengan jari.

” Sebelum Pandemi, omzet yang biasa kami dapat hampir minimum Rp. 1,5 juta perhari, setelah terjadi pandemi Covid-19, omzet kami hanya sekitar Rp. 200-300 ribu perhari. Omzet itu, hanya bisa menutupi biayaĀ  operasional, alias tidak ada untungnya,” keluh Aldi, pemilik kedai kopi, Ketika SiBro-bogornetwork.com, menyambangi kedainya di bilangan Jalan Johar, Tanah Sareal, Kota Bogor, Sabtu (3/10) sore .

Baca JUga :Pandemi Covid-19 , Omset Usaha Sektor Automotif Anjlok Hingga 50 Persen

Diakui Aldi, kegundahan para pelaku usaha kedai kopi lantaran belum adanya stimulus bagi mereka dari pemerintah untuk membantu usaha yang mereka geluti, agar dapat tetap bertahan tanpa khawatir dibayangi kebangkrutan.

” Stimulus?, Kami belum dapat, jika memang ada itu sangat membantu sekali, mudah-mudahan pemerintah peduli untuk memberikan kucuran dana stimulus di bidang FnB, yang mulai terancam gulung tikar akibat dampak pendemi Corona saat ini,” harapnya

Sementara terkait Protokol Kesehatan yang wajib di terapkan di kedai-kedai kopi, mereka mengaku telah menjalani itu semua, meski badai kehancuran usaha mereka sudah terlihat di mata mereka.

Baca Juga :Ā Bantuan Sosial Hingga Inovasi Digital Jadi Solusi Stimulus Ekonomi

” Kami coba bertahan, dengan kami patuhi aturan protokol kesehatan untuk membantu upaya pemerintah dalam menekan angka penyebaran covid-19. Disisi lain, kami juga ingin kedai kopi tetap berjalan dengan pengaturan waktu operasional usaha juga perlu di sepakati karena kedai kopi ini bisa dibilang denyut nafasnya, yaa pas di malam hari ,” ujarnya.

Disamping itu, pembentukan satgas covid-19 di tempat usaha termasuk kafe, kedai, atau restoran juga dinilai sebuah bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah, namun sayangnya dukungan yang telah di lakukan oleh pelaku usaha tersebut dianggap belum seiring sejalan dengan keinginan para pelaku usaha yang di tetap di genjot untuk menyeimbangkan perekonomian masyarakat.

“Kami akan patuh terhadap kebijakan apapun yang judulnya untuk menekan angka penyebaran covid-19, tapi kami perlu dukungan juga, bagaimana kami bisa terus bertahan sementara bantuan yang sifatnya stimulus terhadap kami tidak ada,” tandasnya.

Penulis : Iduy YD
Editor : Azwar Lazuardy

Show More

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button