Sebaran Covid-19 di Kota Bogor Masih Tinggi, Pemkot Bogor Tunda Pembelajaran Tatap Muka
Wakil Wali Kota Dedie A. Rachim : Membuka Pembelanjaran Tatap Muka di Sekolah , Sangat Beresiko.
BRO. Keputusan Pemkot Bogor, menunda Pembelajaran tatap muka (PTM), yang semula bakal dilaksanakan 11 Januari 2021, dinilai tepat dan mendapat dukungan ketua serta anggota DPRD Kota Bogor termasuk orang tua murid, yang mengkhawatirkan kesehatan dan keselamatan siswa termasuk para guru , sebagai upaya mengurangi resiko penularan Covid-19.
Menurut Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, keputusan tersebut diambil dalam rangka mengurungi resiko penularan Covid-19 yang saat ini jumlahnya cukup tinggi.
“Sebaran Covid-19 di Kota Bogor terbilang masih tinggi. Sejak beberapa bulan terakhir, penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Bogor mencapai angka 70-an kasus dalam sehari,” ungkap Dedi A Rachim, kepada awak media , Senin (4/1)
Diakuinya, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, untuk membuka pembelanjaran tatap muka di sekolah , sangat beresiko.
Baca Juga : Wakil Wali kota Bogor ; Pemkot Bogor Jangan Tergesa-gesa dan Gegabah Menyoal Sekolah Tatap Muka
Bahkan Wakil Wali Kota Bogor, Dedi A Rachim , kepada wartawan , Senin (23/11/2020), sempat menyatakan kurang sepakat dengan pernyataan Wali Kota Bima Arya terkait pembelanjaran tatap muka di sekolah direncanakan 11 Januari 2021.
” Pemkot Bogor tidak perlu tergesa-gesa dan gegabah membuka pembelajaran tatap muka pada masa pandami Covid-19. Harus diperlukan kajian komprehensip,” jelasnya.
Hal senada juga dilontarkan Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto. Pihaknya mengaku tidak setuju jika Pemkot Bogor pada 11 Januari 2021 membuka PTM.
“Kalau keadaan sudah normal dan membaik, PTM yang digelar pun lebih aman bagi siswa. Dan juga tidak membebani pikiran orang tua murid yang khawatir anaknya terpapar Covid-19,” ungkapnya.
Sebagai ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto merekomendasikan agar proses pendidikan belajar mengajar di sekolah dasar, sekolah menengah, itu bisa ditunda sampai penyebaran mulai menurun.
Penundaan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Bogor, juga mendapat dukungan anggota wakil rakyat lainnya seperti anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, dari Partai Nasional Demokrat ( NASDEM), Devie P Sultani.
” Saya mendukung keputusan Pemkot Bogor untuk menunda Pembelajaran Tatap Muka ( PTM), karena kondisi penyebaran Covid-19 di Kota Bogor ini masih tinggi,” ujarnya kepada bogornetwork.com
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Fahrudin mengaku terlalu berisiko jika PTM dilaksanakan Januari 2021.
“Kebijakan PTM di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini terlalu berisiko. Tak hanya, siswa tapi juga guru,”ujar Fahmi panggilan akrab Fahrudin.
Begitu juga banyak orang tua siswa pun menyatakan tidak setuju dan harus ditunda rencana PTM bagi siswa SD dan sekolah menengah di Kota Bogor.
“Kami apresiasi dan mendukung kebijakan pak Wali Kota Bima Arya yang menunda PTM. Khawatir dengan anak-anak dan guru bisa jadi klaster baru terpapar Covid-19,” ujar Mety Rismawaty orang tua murid, di SD Negeri Gunung Gede Pajajaran Bogor.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya, pada Sabtu 21 November 2020 lalu mengumumkan rencana PTM pada 11 Januari
2020.
Pembelajaran tatap muka (PTM) tersebut merupakan tindaklanjut dari instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. Bahkan Bima Arya sudah merancang teknis PTM di masa pandemi COVID-19 pada 11 Januari 2020 mendatang.
Namun pada januari 2021 ini, data dari Satgas Covid-19 Kota Bogor, menyebutkan rata-rata tambahan kasus positif Covid-19 di Kota Bogor, per hari sekitar 70 kasus. Dengan demikian sebaran Covid-19 di Kota Bogor terbilang masih tinggi.
“Kasus aktif positif hampir mendekati 1.200an. Jadi kemudian, apakah kita mau mengambil resiko dengan membuka pembelajaran tatap muka di sekolah? kan itu kurang bijaksana,” imbuh Dedie.
Dengan demikian, rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Bogor yang semula dilaksanakan 11 Januari 2021 ini, akhirnya resmi ditangguhkan.
“kesehatan dan keselamatan peserta didik dan tenaga kependidikan harus menjadi prioritas,”pungkas Dedie A Rachim.
Penulis : Iduy.YD
Editor : Azwar Lazuardy