News

Stok Darah di RS PMI Bogor Mulai Menipis

Dampak Pandemi Korona

Bro, Sejumlah pasien di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bogor terpaksa harus dirujuk ke beberapa rumah sakit di wilayah Jakarta karena stok darah mulai menipis.

Humas RS PMI Kota Bogor Niken mengatakan bahwa pasien-pasien yang dirujuk tersebut sebagian besar memiliki riwayat incompatible sehingga membutuhkan donor darah secepatnya.

Niken menuturkan, menipisnya stok darah di RS PMI Bogor mulai terjadi sejak satu bulan lalu.

Kondisi itu, kata Niken, terjadi lantaran adanya imbauan untuk tinggal di rumah dan social distancing imbas dari meningkatnya kasus Covid-19.

Perlu Bro ketahui, pendonor atau aktivitas kelompok dengan kegiatan donor darah di ruang publik pun semakin berkurang.

“Stok mulai menipis sejak satu bulan lalu. Pasien yang dirujuk biasanya yang incompatible. Yang perlu darah cuci,” ucap Niken, saat dihubungi, Kamis (2/4/2020).

Ia menambahkan, di tengah situasi pandemi corona saat ini, unit donor darah (UDD) tidak mengadakan aktivitas donor darah yang dapat mengundang banyak orang.

Selain itu, fasilitas jemput bola seperti penyediaan mobil keliling donor darah untuk sementara waktu juga ditiadakan.

Atas situasi tersebut, sambung Niken, pihak rumah sakit menyarankan agar anggota keluarga pasien yang membutuhkan darah dapat mendonorkan darahnya.

“Tapi untuk pasien talasemia masih ada stok 136 kantong. Itu pun sudah ada pemiliknya masing-masing,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Bogor Sri Pinantari mengungkapkan, upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi menipisnya stok darah dengan menggunakan metode donor pengganti.

Donor pengganti dilakukan dengan cara mengambil darah dari stok bank darah PMI dan diganti dengan donor darah yang dilakukan orang terdekat yang sedang membutuhkan.

“Misalnya anda sakit dan perlu darah. Nah, saudara anda harus donor darah supaya anda saya kasih darah. Tapi saya harus nyetok, jadi darah saudara anda nanti saya simpen. Bukan untuk memenuhi, tapi harus mengganti,” jelas Sri.

Selain menggunakan metode itu, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi melalui berbagai media sosial dan beragam pesan singkat seperti SMS.

Meski demikian, ia mengaku sosialisasi tersebut belum efektif secara optimal karena stok darah masih belum terpenuhi.

Dia menjelaskan, stok darah tersebut harus terpenuhi karena banyak pasien yang tidak bisa menunggu untuk mendapatkan darah, seperti penderita talasemia dan ibu-ibu melahirkan.

Selain itu, pasien demam berdarah dengue (DBD), anemia, dan kanker juga membutuhkan banyak darah.

“Pemenuhan stok darah juga sama pentingnya,” tutupnya.

Penulis: Ramdhan
Editor: Robby Firliandoko

Show More

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button