BRO. Menyusul beredarnya isu soal Thermo Gun (alat pengukur suhu yang ditembakan ke dahi) dapat merusak otak manusia, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona di Indonesia Achmad Yurianto menanggapinya secara ilmiah.
Pasalnya, pengukuran suhu menggunakan thermo gun yang ditembakkan ke bagian dahi seseorang tidaklah berbahaya seperti yang dijelaskan dalam unggahan akun Youtube Helmy Yahya Bicara pada 13 Juli 2020 lalu.
Dalam konten itu, terdapat seorang ekonom Indonesia dan dikenal pula sebagai pengamat politik ekonomi, Ichsanuddin Noorsy. Ia mengaku kerap menolak jika akan diperiksa oleh thermo gun. “Saya nolak terus terang, kalau anda mau periksa bukan periksa kepala saya (tapi) periksa sini (punggung tangan),” ujarnya.
Baca Juga:Â Kisah Tenaga Medis Memegang Virus Corona Setiap Hari dan Gugurnya 22 Perawat
Menurutnya, thermo gun atau hand gun termometer sebenarnya bertujuan untuk memeriksa kabel panas dan bukannya tubuh manusia. “Karena hand gun termometer itu, itu untuk meriksa kabel panas. Lasernya dipakai untuk memeriksa kabel panas, bukan meriksa untuk temperatur manusia dan kita menerima, dan mereka jual alat dengan mahal,” tambahnya.
Ia menambahkan bahwa thermo gun tersebut dapat merusak struktur otak manusia. “Coba kebayang kan bagaimana mereka jual alat tapi kemudian kita dibodohi kepala kita ditembak laser, kita tidak tahu dampak kerusakan pada struktur itu gimana, kalau saya gak mau,” ujar Ichsanuddin.
Achmad Yurianto dalam keterangan pers harian menepisnya soal isu tersebut di Media Center Gugus Tugas COVID-19, Jakarta. “Akhir-akhir ini kita mendengar tentang pendapat bahwa thermo gun bisa merusak otak, secara ilmiah berbagai ahli sudah mengatakan bahwa statement ini tidak benar,” ujar Yuri.
Baca Juga:Â Uji Coba Selesai, Mitra 10 Kembali Beroperasi Normal dengan Protokol Kesehatan Ketat
Menurutnya, thermo gun yang selama ini dipakai di sejumlah tempat mengukur suhu seseorang dari pancaran radiasi sinar infra merah yang termasuk aman. “Karena thermal gun hanya mengukur dengan pancaran radiasi sinar infra merah yang setiap saat pasti akan dipantulkan oleh semua benda yang ada di sekitar kita. Tidak menggunakan sinar laser, tidak menggunakan sinar radio aktif semacam X-Ray, hanya infra merah,” tambahnya.
Berdasarkan keterangan Yuri, pernyataan terkait thermo gun yang dapat membahayakan tubuh seseorang dapat menjadi hal kontraproduktif, tidak menguntungkan. “Berbagai referensi mengatakan statement yang mengatakan merusak otak ini adalah statement yang salah, dan ini akan membahayakan semua orang dan kemudian justru kontraproduktif untuk mencegah agar penularan tidak terjadi,” ujarnya.
Penulis: Redaksi Bro
Editor: Hari YD
Serupa dengan artikel yang dituliskan di situs Universitas Airlangga bahwa Thermo Gun tidak berbahaya. Hal ini dikarenakan thermo gun adalah alat ukur yang secara aktif menerima radiasi infra merah yang dipancarkan oleh obyek bukan alat yang memancarkan radiasi ke obyek yang akan diukur lalu menerima pantulan radiasi yang dipancarkan kembali dari obyek. Sumber http://news.unair.ac.id/2020/07/22/thermo-gun-aman-untuk-tubuh-manusia/