Berita UtamaBisnisBogorianaNews

Bentrokan Dua Kelompok Pedagang Lawan Preman di Pasar Tumpah Merdeka Bogor, Nyaris Pecah.

BRO. KOTA BOGOR –Bentrokan antara sekelompok preman dengan pedagang dan warga sekitar di Pasar Tumpah Jalan Merdeka Bogor, nyaris pecah, Subuh (5/10) dini hari.

Namun situasi Kamtibmas di sekitaran pasar tumpah PKL malam di Jalan Merdeka tetap kondusif.

Keributan terjadi dipicu arogansi para preman tersebut mendatangi lapak PKL di lokasi Pasar malam Merdeka.

Tak hanya itu , mereka juga lakukan intimidasi dan memaksa pedagang untuk tidak pindah ke lokasi relokasi sementara di Pasar Mawar.

Ternyata Intimidasi preman tersebut memicu kemarahan warga dan pedagang. Bentrokan dua kelompok ini pun nyaris pecah.

Dalam hitungan menit pun, Video keributan ini beredar luas di perpesanan WhatsApp.

Namun peristiwa keributan saling adu kekuatan itu, akhirnya bisa dicegah setelah Jajaran Polsekta Bogor Tengah cepat tanggap mengamankan situasi kembali kondusif.

Kapolsek Bogor Tengah,  Kompol Agustinus Manurung membenarkan menerima aduan masyarakat melalui sambungan telephone terkait adanya sekelompok orang di Pasar Malam di Merdeka  tepatnya di depan Restoran Bajawa yang diduga akan terjadi tawuran.

“Kami menerima aduan bakal terjadi tawuran sekitar pukul 03.00 WIB,” ucap Agustinus.

Selanjutnya , Anggota Polsek Bogor Tengah dan Tim Kujang Polresta Bogor Kota mendatangi lokasi dan membubarkan kerumunan kurang lebih 10 orang  Kemudian dilakukan siaga dan pengamanan di sepanjang Jalan Merdeka.

“Dari keterangan, ada enam orang akan mengajak para pedagang pindah ke lokasi PTP Mawar, namun beberapa orang pedagang menolak pindah sehingga terjadi perdebatan,” katanya

Namun keterangan pihak kepolisian dibantah oleh warga dan para pedagang. Mayoritas pedagang justru menyetujui untuk direlokasi ke Pasar Mawar.

“Sebagian para pedagang malam sudah mulai pindah berjualan di Pasar Mawar, akan tetapi kerap mendapat intimidasi dari sejumlah preman untuk tetap berjualan di Pasar Merdeka,” kata warga setempat Hasan Alhabsy.

Menurutnya, plang larangan berjualan di trotoar, jalan, jalur hijau dan fasilitas umum lainnya di kawasan Pasar Asem Merdeka dicopot oleh orang tak dikenal.

“Pencopotan plang ini juga tidak bisa dibiarkan, harusnya ada tindakan tegas dari aparat,” kata dia.

Untuk itu, Hasan , tokoh warga di sana mendesak Kapolresta Bogor Kota Kombes Bismo Teguh Prakoso terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui kondisi sebenarnya yang dialami para pedagang.

Sebab, pasca penangkapan lima preman, hingga kini situasi pasar tumpah belum terasa nyaman karena pedagang masih menerima intimidasi.

“kami minta polisi berantas dan sikat habis premanisme yang semakin meresahkan.  Kami khawatir terjadi perlawanan bentrok fisik dari pedagang dan warga setempat,” kata dia.

Warga juga meminta pihak aparat berwenang mendirikan Pos Terpadu di dua lokasi sebagai upaya pencegahan terjadinya aksi premanisme dalam bentuk intimidasi dan pedagang pun tidak kembali berjualan di trotoar, jalur hijau serta fasilitas umum lainnya atas perintah preman tersebut.

“ Pos Terpadu itu harus diisi aparat gabungan mulai TNI/Polri dan Satpol PPP. Pos di tempatkan di Pasar Asem Jalan Merdeka dan Pasar Mawar,” terangnya.

Sementara itu, salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya berharap kehadiran dari pihak kepolisian di Pasar Mawar untuk memberikan rasa aman dan nyawan bagi para pedagang.

Sebab selama ini, ia dan pedagang lainnya kerap diminta uang keamanan oleh sejumlah preman. Bahkan, kini kembali mendapat intimidasi jika tidak mau kembali berjualan di Pasar Asem.

“Kami setuju direlokasi karena tempatnya juga tidak jauh dari tempat jualan sebelumnya. Tapi kami selalu diintimidasi agar mau kembali berjualan di Pasar Merdeka. Disana kan (Pasar Merdeka) kan sudah dilarang jualan,” ujarnya.

Editor. : Adjet

Show More

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button