30 Persen Warganya Menganggur karena Corona, Penduduk Kampung Ini Pilih Bertani

BRO, Pada saat yang lain tidak bekerja karena pandemi corona dan menunggu bantuan, warga RT 01 RW 03 Desa Leuwinutug Kabupaten Bogor ini memilih untuk memanfaatkan lahan tidur untuk berkebun.

Panca Aji Riyanto, Pemuda berusia 23 tahun ini memiliki inisiatif untuk menggerakkan warganya untuk mandiri pada saat pandemi memberi dampak pada sektor ekonomi. Panca menjelaskan bahwa 42 kepala keluarga (KK) dari 150 KK di kampungnya harus menerima kenyataan pahit dengan tidak bekerja dan tidak berpenghasilan karena merupakan pekerja harian dari mulai buruh serabutan, pekerja di jalan dan pekerja harian lepas.

“Di sini ada beberapa yang tidak bekerja karena corona, namun kami mencoba mandiri berkebun. Inisiatif ini saya dapatkan dari dorongan kawan saya, Kang Robby yang merupakan Pendamping Kampung Siaga dari Borac,” kata Panca kepada Si Bro pada Rabu (22/4/2020).

Panca menambahkan, untuk bisa menjalankan beberapa program, dirinya bersama pemuda lainnya melakukan koordinasi dengan penggarap dan RT RW untuk antisipasi wabah yang terus berkepanjangan.

“Tanah yang dipakai adalah tanah milik perusahaan yang belum dipakai. Kami mulai dari menggemburkan tanah dengan cara digarpu dan dipacul, lalu ditanami dengan umbi-umbian seperti singkong, ubi dan juga kacang panjang, timun dan kangkung,” tambahnya.

Selain mengaktifkan lumbung pangan, Panca bersama pemuda lainnya juga melakukan penyemprotan berkala, bagi-bagi masker, dan hand sanitizer.

“Kami dapat bantuan kain dari Borac untuk membuat masker, lalu mulai dari pemolaan hingga penjaitan masker dikerjakan oleh pemuda di sini,” jelas Panca.

Kemudian, warga juga dapat bantuan hand sanitizer dari komunitas Lindungi Hutan Bogor. “Namun, kendalanya kami tidak memiliki botol kosong untuk isi hand sanitizer ini,” katanya.

Sebagai informasi, hingga berita ini ditayangkan, warga RT 01 RW 03 Desa Leuwinutug Kabupaten Bogor belum menerima bantuan dari Pemerintah Pusat hingga Daerah.

Penulis: Robby Firliandoko
Editor: Robby Firliandoko

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *