Dinkes Kota Bogor: Tiga Penumpang KRL Positif Itu Berstatus Orang Tanpa Gejala Corona

BRO. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno memastikan bahwa tiga penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) yang dinyatakan positif Corona Virus Disease (Covid-19) hasil polymerase chain reaction (PCR) Swab Test di Stasiun Bogor beberapa waktu lalu bukan warganya.

Hal tersebut diungkapkan Sri menyikapi pernyataan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang menyebutkan 3 dari 325 penumpang KRL yang menjalani PCR Swab Test secara acak hasilnya terkonfirmasi positif. “Ketiganya laki-laki. Tidak ada yang warga Kota Bogor. Hasil telusur kami, dua orang tinggal di Jakarta, satu orang tinggal di Sukabumi,” kata Sri Nowo Retno yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Senin (04/05/2020).

Retno begitu biasa disapa Sri Nowo Retno menjelaskan, ketiga penumpang yang terkonfirmasi positif tersebut diketahui bekerja di Jakarta dan kini sudah mendapatkan penanganan oleh masing-masing Dinas Kesehatan domisili mereka (DKI Jakarta dan Sukabumi).

“Mereka setiap hari menggunakan KRL. Yang orang Sukabumi kerja di Jakarta. Dua orang lagi juga sama kerja di Jakarta tapi sedang melakukan tugas ke Bogor. Kami meneruskan ke dinas kesehatan setempat dan kepada yang bersangkutan. Kami sudah memberikan saran untuk segera mendapatkan penanganan,” jelasnya.

Terkait dengan tindak lanjut penelusuran terhadap tiga penumpang KRL, kata Retno, pihaknya menyerahkan kepada masing-masing Dinkes mereka berasal. Meski demikian pihaknya tetap akan melakukan penulusuran terkait riwayat kontaknya di sini. “Ada tiga yang positif itu berarti ada potensi besar penularan Covid di stasiun, berarti harus di tingkatkan kewaspadaan. Ada sumber potensi penularan,” tambahnya.

Pihaknya menghimbau, bagi masyarakat yang benar-benar harus keluar rumah harus tetap memperhatikan protokol kesehatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). “Tetap pakai masker, jaga jarak. Kalau tidak penting-penting banget tidak usah keluar rumah. Kalau pakai moda transportasi umum, mempunyai risiko seperti itu yang kita tidak tahu,” ujarnya.

Sebab, lanjut dia, tiga orang yang positif itu berstatus orang tanpa gejala (OTG). Merasa sehat-sehat saja tapi berpotensi menularkan virus itu lebih bahaya karena mereka beraktivitas normal, merasa sehat dan merasa tidak memiliki virus. “Kalau dia menularkan ke orang yang rentan yang mempunya penyakit bawaan, itu akan jatuh ke dalam kondisi yang lebih buruk. Itu yang perlu diwaspadai,” pungkasnya.

Terkait dengan status OTG, dalam laporan hasil monitoring kasus Covid-19 Kota Bogor hingga pukul 14.00 WIB, Senin (04/05/2020) jumlah kasus OTG terus bertambah menjadi 187 kasus. “Iya untuk OTG di Kota Bogor trendnya terus bertambah yakni 187 kasus dengan rincian selesai 99 orang dan masih dalam pemantauan 88 orang,” ungkapnya.

Penulis : Hari Y

Editor : Azwar Lazuardy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *