Pasca Kebakaran, Tim Gabungan Puslabfor Mabes Polri Bersama Denpom III/Siliwangi Lakukan Olah TKP di RS Salak Bogor
BRO. KOTA BOGOR – Tim gabungan Puslabfor Bareskrim Mabes Polri bersama Petugas Denpom III/Siliwangi, melakukan olah TKP di lokasi kebakaran Rumah Sakit Salak Bogor, Jalan Sudirman Kota Bogor, pada Sabtu (8/4).
Kedatangan Tim gabungan Puslabfor Mabes Polri itu, guna mengetahui penyebab peristiwa kebakaran hebat yang menghanguskan dua gedung RS Salak Bogor yang terjadi pada Jum’at (7/4) siang.
Setibanya di lokasi kebakaran , tim gabungan Puslabfor Mabes Polri bersama Petugas Denpom III/Silawangi, langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Berdasarkan keterangan Kapolresta Bogor, Kombes (Pol) Bismo Teguh Prakoso, menyebutkan salah satau fokus investigasi yang dilakukan Tim Puslabfor Mabes Polri adalah untuk mengetahui area titik awal percikan api sebelum menjalar bagian gedung lainnya.
Baca Juga :Kebakaran RS. Salak Bogor, Puluhan Pasien Berhamburan Selamatkan Diri
” Sejauh ini petugas sudah meminta keterangan 3 orang saksi,” jelas Kombes Bismo Teguh Prakoso.(8/4)
Sementara, Komandan Resor Militer (Danrem) 061/SK Brigjen TNI Rudy Saladin mengatakan, hasil dari investigasi ini nantinya akan disampaikan terlebih dahulu kepada pimpinan TNI.
Dugaan sementara , peristiwa kebakaran RS. Salak Bogor ini terjadi akibat korsleting listrik. Namun informasi lain, kebakaran yang menghanguskan dua bangunan tua yaitu gedung Medical Check Up dan gedung Farmasi Rumah Salak Bogor itu, dipicu adanya ledakan keras diduga dari tabung gas yang berada di gedung farmasi.(bogornetwork.com. 7/4)
Dalam Perisitiwa kebakaran hebat yang terjadi di RS. Salak Bogor yang tak jauh dari Istana Bogor itu, dilaporkan tidak ada korban jiwa. Namun demkian, sempat membuat panik puluhan pasien rawat inap berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.
Sementara pelayanan kesehatan, di RS Salak Bogor pasca Kebakaran , sudah kembali normal. Hanya saja untuk obat-obatan di suplay dari Dinkes Kota Bogor.
Sekedar informasi, Rumah Sakit Salak Bogor berdiri sejak tahun 1925, di masa pemerintah Belanda. Kemudian di tahun 1950, Direktur MGD KNI, Mayor Jendral Dr. Simon menyerahkan kepemilikan rumah sakit itu ke Pemerintah Indonesia.
Seperti dilansir rssalakbogor.co.id, disebutkan Kondisi ruang Rawat Inap dan Rawat Jalan sangatlah sederhana, bangunan berdinding papan yang sudah tua, hanya dapat menampung 40 tempat tidur.
Kemudian, ditahun 1984 rumah sakit ini menggunakan nama Rumah Sakit TNI-AD Salak Bogor. Semula rumah sakit ini hanya diperuntukan untuk anggota militer dan keluarganya. Namun demikian, atas kebijakan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Rumah Sakit TNI-AD Salak Bogor dapat memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat umum.
Sedangkan bangunan RS Salak Bogor berdiri diatas lahan seluas 9213 M² dengan luas bangunan mencapai 6074 M². Sesuai dengan kebutuhan peningkatan pelayanan kesehatan, sejak tahun 1990, RS Salak Bogor mengalami renovasi dan penambahan bangunan.
Adapun keberadaan RS Salak Bogor, merupakan Rumah Sakit Tingkat III di jajaran TNI-AD dan berada di bawah Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) 03.04.01 Bogor.
Editor : Adjet