BRO, Rektor IPB University Arif Satria menyatakan Memen Surahman salah satu dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian (Faperta) yang meninggal dunia di RSUD Bogor, pada Rabu (22/04) lalu dipastikan bukan karena Corona Virus Disease (Covid-19).
“Sebab, beliau di Swab (PCR Test Covid-19), hasilnya negatif. Diagnosisnya penyakit lain mas,” kata Arif saat dikonfirmasi, Jumat (24/04/2020).
Namun demikian pihaknya enggan menjelaskan tentang penyakit apa yang diderita almarhum. “Saya tidak berwenang menjelaskan tentang penyakit. Hanya keluarga yang berwenang memberi tahu,” ungkapnya saat dikonfirmasi tentang penyebab meninggalnya pakar teknologi benih itu.
Sebelumnya dalam keterangan pers tertulis yang diterima, IPB University
kembali berduka atas meninggalnya Prof Dr Ir Memen Surahman, dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian di RSUD Kota Bogor pada pukul 15.30 WIB, Rabu (22/04/2020).
“IPB University sangat kehilangan salah satu putra terbaiknya. Almarhum telah melahirkan karya-karya inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Semoga ini menjadi amal soleh. Semoga beliau husnul khotimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, selama ini IPB University sudah melakukan langkah-langkah maksimal untuk mencegah warga IPB University dari penyakit dengan sejumlah protokol yang telah dijalankan.
“Juga kepada almarhum, IPB University sudah berusaha memberikan pelayanan maksimal dengan bekerja sama dengan rumah sakit,” ungkapnya.
Sekadar diketahui berdasarkan catatan Sindonews, dalam kurun waktu kurang dari satu bulan sudah ada lima putra terbaik IPB University yang meninggal dunia di masa wabah atau pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) yakni Aji Hermawan (25 Maret di RS Hermina Bogor), Asep Setiawan (02 April di RS Azra Bogor), Yusran Massijaya (10 April di RSPAD Gatot Subroto Jakarta), Mohammad Nadjikh (17 April di Surabaya) dan terkahir Memen Surahman (22 April di RSUD Bogor).
Meski belum ada keterangan resmi soal diagnosa penyakit yang diidap para almarhum itu apakah terkait dengan Covid-19 atau tidak, namun demikian Arif dalam keterangan pers tertulisnya kerap menyampaikan tentang langkah-langkah antisipasi pencegahan penyakit dan protokol kesehatan.
Tak hanya itu sebelumnya, dalam keterangan pers tentang kabar meninggalnya almarhum Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University Aji Hermawan, Rabu 25 Maret lalu juga sempat menyampaikan tentang diagnosa penyakit almarhum yakni sakit thypus.
“Dalam perkembangannya telah dilakukan tes SWAB, tetapi hingga kini hasilnya belum keluar. Sebagai antisipasi, Crisis Center IPB University meminta seluruh pihak yang berkontak dengan almarhum dalam 14 hari terakhir untuk melapor ke Kontak Layanan Crisis Center dan melakukan karantina mandiri, hingga hasil tes swab diperoleh,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Penulis : Hari Y
Editor : Hari Y