News

Jemput Habib Bahar Libatkan Ratusan Personil dan Sniper, Kapolres Bogor : Kita Hanya Mengawal

BRO. Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy membantah pihaknya melakukan penjemputan Habib Bahar bin Smith menggunakan Standard Operational Procedure (SOP) penyergapan teroris, seperti mengerahkan 5 kompi personil beserta sniper menggunakan 5 unit truk sebagaimana kesaksian sejumlah santri Pondok Pesantren (Ponpes) Tajul, Kampung/Desa Pabuaran, Kemang, Kabupaten Bogor, Selasa (19/05/2020) dini hari.

“Nggak ada sniper yang menjemput bukan polisi tetapi Kumham (Kementerian Hukum dan HAM). Jadi kita hanya mengawal staf Kumham saja,” kilahnya saat dikonfirmasi terkait pernyataan salah seorang santri di lokasi kejadian tentang kronologis penjemputan Habib Bahar yang banyak melibatkan personil gabungan, Kamis (21/05/2020).

Baca Juga : Dijebloskan ke Lapas Nusakambangan, Pengacara : Habib Bukan Gembong Narkoba dan Terpidana Mati Teroris

Sebelumnya, Karim salah satu santri Habib Bahar yang sempat mengadang media saat hendak mengkonfirmasi terkait kronologis dan suasana penjemputan dilokasi sekitar 30 meter dari kawasan Ponpes Tajul Alawiyyin, Kampung/Desa Pabuaran, Kemang, Kabupaten Bogor Selasa (19/05) lalu.

“Iya saya lihat ada sekitar 30 mobil, diantaranya 5 unit truk berisi puluhan hingga ratusan. Selebihnya mobil pribadi Brimob yang didalamnya ada personil lengkap dengan snipernya. Saya cerita begini karena saya saksi, saya palang pintu disini,” kata santri berpakaian koko yang sekujur tubuhnya terlihat dipenuhi tato hingga lengan dan leher.

Baca Juga : Pemindahan Habib Bahar ke Nusakambangan Sarat Kepentingan Politik dan Alat Pengalihan Isu

Kemudian, lanjut dia, dua unit kendaraan pribadi yang diperkirakan salah satu dari dua orang personil kepolisian itu adalah Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polres Bogor AKP Benny Cahyadi.

“Ada 2 mobil masuk ke sini dengan sopan meminta maaf dan terlihat Habib langsung dibawa. Jadi saat itu Habib sedang istirahat usai menggelar pengajian rutin dari pukul 21.00 hingga 01.00 WIB. Jadi (Habib) nggak sempat sahur. Suasana nya udah mirip jaman PKI aja,” tuturnya dengan intonasi tinggi lantaran kesal gurunya yang baru bebas karena dapat asimilasi harus dijebloskan kembali ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

Baca Juga : Habib Bahar Dipindahkan ke Lapas Nusakambangan

Saat ditanya tentang adanya dugaan intimidasi terhadap para santri yang berjaga sebagai palang pintu saat penjemputan berlangsung harus berhadapan dengan ratusan personil gabungan lengkap senjata mengaku  tak gentar.

“Saya mah biasa aja kita udah siap mati buat ini (bela Guru dan Agama) mah. Bahkan saat proses penjemputan, kita semua dilarang menggunakan ponsel untuk merekam semua kejadian saat itu. Saya bingung sampai privasi hp semua santri dikumpulin. Apa maksudnya coba mereka begitu pemerintah ini sudah diskriminasi,” tandasnya.

Baca Juga : Suasana Ponpes Habib Bahar Sepi, Santri : Penjemputannya Mirip Penyergapan Teroris

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Bogor AKP Benny Cahyadi juga membantah semua tentang cerita kesaksian santri yang menggambarkan suasana penjemputan narapidana kasus penganiayaan dan diketahui sebagai pimpinan Ponpes Tajul Alawiyyin, Kampung/Desa Pabuaran, Kemang, Kabupaten Bogor penuh dengan drama itu.

“Berkenan bisa langsung dengan pihak Lapasnya saja. (Soal polemik drama sebatang rokok dalam video yang sempat viral). No comment dari kami,
Kami hanya mendampingi Lapas,” pungkasnya.

Penulis : Redaksi Si Bro
Editor : Hari YD

Show More

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button