“Penataan kawasan ini tidak bisa dilakukan secara parsial, harus terintegrasi dan melibatkan kerja sama dengan PT KAI,”ungkap Wakil Walikota Bogor Jenal Mutaqin (3/4)
BRO. KOTA BOGOR – Kemacetan dan kesemrawutan di kawasan Alun-Alun, Stasiun Bogor, hingga Jembatan Merah menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Bogor. Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, turun langsung ke lokasi untuk menertibkan angkot dan pedagang kaki lima (PKL) pada Kamis (3/4).
Menurut Jenal, salah satu penyebab utama kemacetan adalah arus keluar penumpang kereta dari Stasiun Bogor yang berjalan kaki di badan jalan, diperparah dengan keberadaan PKL yang berjualan di trotoar dan bahu jalan.
“Masalah utama di sini adalah penumpang yang keluar dari stasiun langsung berjalan di jalan raya. Ditambah lagi, banyaknya PKL yang berjualan sembarangan, membuat kawasan ini semakin semrawut,” ujar Jenal.
Selain itu, terminal bayangan angkot, parkir motor sembarangan, serta minimnya pengawasan dari petugas memperburuk kondisi. Tak hanya soal ketertiban, Jenal juga menyoroti buruknya kondisi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di kawasan tersebut yang dinilai kumuh dan rawan tindak kriminal seperti pencopetan.
Sebagai solusi, Pemkot Bogor berencana melakukan rekayasa lalu lintas dengan mengalihkan rute angkot agar tidak melintasi Jalan Kapten Muslihat (Alun-Alun) , menertibkan pedagang, serta mengatur alur keluar penumpang dari stasiun.
“Penataan kawasan ini tidak bisa dilakukan secara parsial, harus terintegrasi dan melibatkan kerja sama dengan PT KAI. Saya hadir di sini untuk memastikan bahwa langkah-langkah penertiban berjalan optimal,” tegasnya.
Jenal juga menegaskan perlunya peningkatan jumlah petugas yang berjaga di kawasan tersebut.
“Saya ingin ada minimal 10 petugas yang siaga setiap hari untuk mengawasi dan mengurai kemacetan. Jika perlu, kita buat sistem piket khusus,” katanya.
Dengan langkah ini, Pemkot Bogor berharap dapat mengurai kemacetan dan menciptakan kawasan yang lebih tertata.
Diketahui, Kota Bogor selama ini dikenal sebagai “kota sejuta angkot” dan “surga bagi PKL”, sehingga upaya penertiban menjadi tantangan besar yang harus dituntaskan.
Editor : Adjet