Warga Korban Bencana Lembur Sawah Sukabumi, Tidur Tanpa Kasur dan Minim Fasilitas di Tenda Pengungsian
PEKA PWI Kota Bogor Salurkan Bantuan Peduli Kemanusian Korban Bencana di Sukabumi
BRO. KABUPATEN SUKABUMI – Sekitar 600 warga dari 279 Kepala Keluarga korban bencana alam Desa Lembur Sawah, Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi, hampir dua minggu lebih bertahan hidup di belasan tenda pengungsian, kondisinya memprihatinkan lantaran minim fasilitas seperti kasur dan selimut termasuk tenaga medis, pasca bencana pergerakan tanah yang merusak rumah mereka.
Kepala Desa Lembur Sawah, Jama menyatakan warganya yang terdampak bencana yang berada di tenda-tenda pengungsian semakin gelisah dan berhatap pemerintah setempat segera merelokasi ke tempat yang lebih aman.
Menurutnya, mereka sudah tidak mungkin kembali menempati rumahnya yang rusak akibat bencana pergeseran tanah, suatu saat mengancam keselamatannya apabila terjadi bencana susulan.
“Sebagian besar warga saya di Lembur Sawah rumahnya rusak akibat pergeseran tanah, tidak mungkin bertahan lama ditenda pengungsian dengan segala keterbatasan,” keluh Kades Jama usai menerima penyaluran bantuan dari PEKA PWI Kota Bogor, di kantor desa setempat, Jum’at (20/12) sore.
Dengan menempuh 5 jam perjalanan ,Tim PEKA PWI Kota Bogor bersama BPBD Kota Bogor dan Rescue Peduli BPN Kabupaten Sukabumi, akhirnya tiba di Pos Pengungsian Lembur Sawah, Pabuaran Kabupaten Sukabumi untuk menyerahkan berbagai bantuan kemanusian untuk korban terdampak bencana.
Dalam perbincangannya dengan tim PEKA PWI Kota Bogor, Kades Jama bersama warganya, mendesak pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk segera merelokasi warganya ke tempat yang lebih aman. Mengingat kondisi pergeseran tanah bergerak di lokasi pemukiman warga semakin meluas dan membahayakan keselamatan warga.
“Warga khawatir untuk kembali kerumah pasca bencana. Keselamatan jiwa mereka pun terancam, kondisi pergeseran tanah semakin meluas dan berbeda dengan bencana banjir ,” kata Jama.
Pihak desa, ungkap Kades Jama sudah mengusulkan kepada Pemkab setempat untuk mencarikan tempat pemukiman yang lebih aman.
Salah satu solusinya, Kades Jama sempat menawarkan tanah desa sekitar 5 hektar bisa dijadikan sebagai relokasi warganya.
Hanya saja, tanah desa tersebut digarap warga setempat. Pihak desa pun tengah berusaha mencari bantuan dana untuk membeli tanah sebagai biaya ganti rugi untuk warga yang selama ini menggarap tanah desa.
“Kami butuh dana Rp200 juta untuk biaya ganti rugi lahan yang masih digarap warga. Rinciannya,1 hektar tanah hanya dihargai Rp40 juta, jadi untuk 5 hektar dibutuhkan dana Rp200 juta rupiah, itupun ganti ruginya dibayar separuh harga,”ungkap Jama
Pembayaran ganti rugi tanah desa yang digarap warga di sana, Kades Jama berkeyakinan warga kembali hidup nyaman tanpa rasa takut ancaman bencana pergeseran tanah yang sebelumnya merusak sebagaian rumah warga Lembur Sawah pada Bencana alam beberapa waktu lalu di Kabupaten Sukabumi.
Menyinggung keberadaan warganya di tenda pengungsian, Kades Jama juga akui minimnya fasilitas seperti kasur dan selimut maupun tempat ibadah bagi warganya yang masih bertahan hidup ala kadarnya di tenda pengungsian.
Tak hanya kasur dan selimut, di posko tenda pengungsian tidak ada tenaga medis yang stand bye 24 jam agar bisa mengantisipasi apabila ada pengungsi sakit di malam hari.
“Tenaga medis hanya 1 orang dari Puskesmas dan itupun hanya siang, kalau malam tidak ada tenaga medis. Tapi waktu itu ada relawan dari Bogor,”ujar Jama.
Namun demikian, untuk persedian sembako dan dapur umum masih terkondisikan.
“Untuk stok beras mash bisa bertahan sampai bulan depan, ” ujarnya.
Sementara sejumlah warga di tenda juga mengaku selama berada di tenda tidak ada kasur termasuk selimut untuk menahan dinginnya malam hari ditenda pengungsian.
“Liat aja, kami tidur beralaskan papan bambu dilapisi karpet plastik. Tapi ada beberapa tenda yang diberi kasur. Rasanya jenuh, pak berada ditenda tanpa ada kegiatan,” demikian keluhan warga pengungsi yang ditemui Ketua PEKA PWI Kota Bogor, Yudi ditenda korban bencana , di lapangan Lembur Sawah Pabuaran, Jumat (20/12).
Melihat derita warga ditenda pengungsian. Yudhi mengaku prihatin dan juga dibutuhkan trauma hiling agar anak-anak yang berada ditenda tidak jenuh.
“Kebutuhan warga selama berada ditenda pengungsian harus dipenuhi. Ini penting menjadi perhatian kita semua agar mereka bisa nyaman dan tetap sehat sambil menungu relokasi ke tempat yang lebih aman dari bencana, ” ungkap Yudi
Warga korban bencana pergeseran tanah di Lembur Sawah, menempati belasan tenda darurat yang berada dipinggir lapangan tak jauh dari kantor desa setempat.
Selain tenda – tenda berwarna hitam berlogo Lambang Kepala Banteng PDIP bertuliskan Bantuan Penanggulan bencana, di lokasi posko pengungsian ada tenda raksasa milik BNPB.
Warga yang berada ditenda pengungsian, agak sulit beraktivitas keluar tenda mengingat akses jalan kondisinya tidak nyaman untuk dilalui karena becek dan berlumpur akibat banyak dilintasi kendaraan pengirim bantuan ke lokasi pengungsian tersebut.
Sedangkan untuk bantuan kemanusian terlihat terus mengalir dari para donatur termasuk bantuan dari Rescue Peduli Kemanusiaan Kantor BPN Kabupaten Sukabumi.
Editor : Adjet