BRO. KABUPATEN BOGOR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor terus berupaya menjaga stabilitas harga pangan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di seluruh kecamatan. Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menegaskan bahwa GPM menjadi instrumen penting untuk mengintervensi harga pasar, memastikan masyarakat dapat membeli kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
“Kami rutin menggelar GPM setiap bulan di 40 kecamatan untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan. Intervensi ini bertujuan agar masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah, tetap bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga murah,” ujar Rudy saat membuka Ngariung Ramadhan di Alun-Alun Kecamatan Leuwiliang, Selasa (25/3).
GPM Berlanjut Hingga 2030
Rudy menyatakan bahwa GPM akan menjadi agenda rutin hingga 2030. Pemkab Bogor akan terus berupaya menekan lonjakan harga, terutama menjelang hari besar seperti Idul Fitri.
“Jika ada kenaikan harga beras, meskipun tidak signifikan, kami akan segera intervensi. Pemerintah hadir untuk menjaga stabilitas pangan dengan subsidi harga, meskipun pembeliannya tetap dibatasi,” jelasnya.
Selain menekan lonjakan harga, Pemkab Bogor juga telah melakukan inventarisasi stok pangan untuk mengantisipasi kenaikan harga daging dan kebutuhan pokok lainnya menjelang Lebaran.
Dalam upayanya menjaga kestabilan harga, Pemkab Bogor juga akan mengevaluasi keberadaan toko-toko modern. Rudy menegaskan bahwa toko modern harus mendukung UMKM dengan menyediakan etalase khusus bagi produk lokal. Selain itu, Pemkab Bogor juga berencana menetapkan harga standar kebutuhan pokok di wilayahnya.
“Kami berterima kasih kepada DPRD Kabupaten Bogor yang telah mendukung program ini. GPM menjadi salah satu solusi konkret untuk mengendalikan lonjakan harga di pasaran,” tambah Rudy.
Dengan adanya GPM dan langkah strategis lainnya, Pemkab Bogor berharap masyarakat dapat menghadapi bulan Ramadan dan Idul Fitri dengan kondisi harga pangan yang lebih stabil.
Editor : Adjet
