BRO. Terurainya kepadatan atau antrean penumpang di Stasiun Bogor pada Senin 13 Juli 2020. Selain karena dikerahkannya 150 bus bantuan gratis dari Pemkot Bogor, Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo mengaku terima kasih atas kerjasama semua pihak bahwa hari ini alur penumpang lebih lancar dari sebelumnya. “PT KAI, tetap akan konsisten menerapkan protokol Covid-19 di lingkungan stasiun dan gerbong KRL. Tadi cukup efektif ya. Kita berangkatkan kereta lebih awal jam 03.42 dan 03.55 WIB dari Stasiun Bogor serta dari Cikarang juga kita tambah tiga perjalanan setiap hari,” ujarnya, Senin (13/07/2020).
Maka dari itu, kata dia, hingga saat ini perjalanan kereta ada 968. “Dengan kondisi physical distancing seperti saat ini masih dibutuhkan bantuan bus karena di dalam gerbong jumlah penumpang masih dibatasi,” katanya.
Baca Juga: Antrean Penumpang di Stasiun Bogor Berkurang, Pengerahan 150 Bus Bantuan Dianggap Efektif
Ditempat yang sama Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat meninjau Stasiun Bogor menyebutkan alur penumpang yang hendak menaiki bus gratis mengurai kepadatan antrean KRL. Berdasarkan pantauan petugas gabungan dari Dinas Perhubungan Kota Bogor dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengatur sistem keberangkatan penumpang di Jalan Mayor Oking, Bogor Tengah.
Disiapkan pula jalur antrean bus dengan lima tujuan keberangkatan, yakni Sudirman, Juanda, Tanah Abang, Manggarai dan Tebet. Petugas juga memeriksa suhu tubuh dan memberikan hand sanitizer kepada penumpang sebelum menaiki bus. Ada 150 bus yang disiagakan, 10 unit diantaranya berangkat dari titik Pool Damri samping Botani Square.
Bus-bus tersebut merupakan bantuan dari Kemenhub melalui Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) dan Pemprov DKI Jakarta. Kepadatan penumpang KRL yang terjadi setiap Senin mampu diurai. Bahkan, situasi di Stasiun Bogor sudah bisa terkendali sejak pukul 06.00 WIB.
Baca Juga: Antrean Penumpang di Stasiun Bogor Berkurang, Pengerahan 150 Bus Bantuan Dianggap Efektif
Penumpang yang pada Senin sebelumnya harus antre dua jam untuk bisa naik KRL, saat ini hanya membutuhkan waktu 10-20 menit saja. Bima Arya mengungkapkan, faktor terurainya kepadatan di Stasiun Bogor pada Senin pagi tadi karena adanya sinergi yang baik dari lintas lembaga, yakni Kementerian Perhubungan, Pemprov DKI Jakarta, PT KAI, PT KCI, Perum PPD dan Pemkot Bogor.
“Tentu ini berkat karena sinergi yang baik. PT KAI menambah dua jadwal lebih pagi pada jam 03.42 dan 3.55 WIB serta sistem antrea juga sudah lebik baik. Kemudian ada 150 bus yang disiapkan, ada 75 unit dari Kemenhub, 75 unit dari Pemprov DKI Jakarta. Sangat membantu untuk mencairkan penumpang,” ungkapnya.
“Jam segini (06.30 WIB) kalau minggu lalu sedang penuh-penuhnya, sekarang sudah relatif kosong malah. Kita lihat tadi penumpang saat subuh lebih memilih naik bus. Tapi kita arahkan untuk naik kereta dulu, jika di dalam stasiun sudah mulai padat, ya kita buka antrean di bus untuk mengurainya. Buka tutup gitu,” jelasnya.
Baca Juga: Tes Massif di Stasiun Bogor dan Bojonggede, 15 Penumpang Reaktif Covid-19
Meski berdampak terhadap terurainya kepadatan penumpang, lanjut Bima, fasilitas bus gratis ini bukan solusi permanen. Pihaknya juga sedang mematangkan terus strategi lain yang lebih permanen bersama-sama PT KAI, Kemenhub dan Pemprov DKI.
“Sebelum ada solusi permanen mudah-mudahan setiap Senin bisa seperti ini. Nanti kita laporkan kepada Pak Menko, Pak Menhub terkait situasi hari ini yang cukup terkendali. Tapi kita tentu akan mematangkan skenario permanen,” terangnya.
Bima menambahkan, Pemkot Bogor pada hari ini juga akan menggelar rapat dengan Direksi Transjakarta. Bahkan, pihaknya juga mengaku sudah melakukan komunikasi dengan pimpinan BPTJ, sudah disebar juga angket untuk mengetahui respon dari penumpang kereta apabila ada angkutan alternatif bus tetapi berbayar.
Baca Juga: Urai Antrean Penumpang di Stasiun Bogor, Ini Usulan Bima Arya ke Pemerintah Soal Shift Jam Kerja
“Kita jajaki itu. Tidak mungkin seperti ini terus. Kita sedang membicarakan, menyiapkan skenario moda transportasi bus yang bisa menjadi permanen. Kemungkinan titik keberangkatannya tidak semua di sini, kita sebar. Kita lihat nanti hasil kuesionernya seperti apa. Tapi harus bekerja sama dengan PO lokal. Harus dibangun sistem kerjasama juga dengan Kota Bogor dengan PO Lokal di Bogor,” tambahnya.
Ia juga mengimbau kepada warga bahwa situasi masih belum aman dan bahaya selalu mengintai setiap saat. Jadi, warga Bogor wajib menggunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak.
Penulis: Redaksi Bro
Editor: Hari YD