News

UMKM Jangan Gaptek, Leuwiliang Bogor Jadi Potensi Bisnis Kuliner

LEUWILIANG,BRO- Bisnis kuliner merupakan salah satu jenis usaha yang paling bergairah di pasca pandemi, tidak hanya bertumpu pada rasa, pada bisnis kuliner justru inovasi lah yang menjadi peran terpenting agar jualan nya bisa dilirik oleh calon pembeli. Seiring dengan perkembangan zaman jenis kuliner pun muncul dengan aneka rasa, bentuk bahkan cara penyajian nya.

Di setiap daerah, kuliner sudah menjadi sesuatu yang wajib ditonjolkan sebagai penguatan pada sektor pariwisata, karena itu, hal yang wajar jika usaha kuliner tumbuh subur seiring berkembang nya sektor pariwisata. Masing-masing daerah pasti mempunyai jajanan khas tradisional nya, tinggal para wirausahawan memodifikasi sehingga jajanan tradisional tersebut bisa tampil “eye catching” dan bisa bersaing dengan produk jajanan modern lain nya.

Salah satunya adalah Utha, seorang anak muda di Leuwiliang wilayah barat Kabupaten Bogor, bisa menangkap peluang tersebut. Utha menyadari bahwa di leuwiliang adalah pasar yang potensial untuk memasarkan produk cemilan.

Bisnis rumahan di Leuwiliang Kabupaten Bogor memberi peluang besar bagi kesejahteraan warga. Foto : Tely.SiBro

“Siapa yang tidak mengenal keripik pangsit? , sebagian orang pasti sudah mengetahuinya.
Cemilan ini identik sebagai cemilan pendukung saat orang jajan makanan yang berkuah, seperti bakso, mie ayam dan Soto. Tapi bukan berarti tidak bisa menjadi cemilan utama,” ujar Utha.

Utha pun menambahkan jika Pangsit yang diproduksi oleh nya mempunyai berbagai varian rasa yang bisa dinikmati oleh segala usia, selain dari varian rasa, Utha juga sedikit menambahkan hal yang berbeda yaitu kemasan. Baginya kemasan adalah iklan 5 detik yang membuat calon pembeli mengambil keputusan untuk membeli.

Memang, Jika dilihat dari data UMKM wilayah kecamatan Leuwiliang, pelaku wirausaha ini tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Fenomena tersebut tidak bisa dilepaskan dari masa pandemi yang menyulitkan dan meruntuhkan seluruh sendi-sendi usaha, dan hanya disektor UMKM lah yang cenderung manjadi harapan bagi Masyarakat dalam mencari nafkah untuk membantu perekonomian keluarga.

Di konfirmasi Secara terpisah, ketua forum UMKM kecamatan Leuwiliang, Bety Nurbaety, mengaku tidak punya data yang valid kaitan jumlah pelaku UMKM di kecamatan Leuwiliang. Menurut Bety, tercatat hanya ada sekitar 300 yang aktif dan mempunyai usaha, sisa nya adalah warga yang mengaku pelaku usaha demi mendapatkan bantuan BPUM pada saat itu.

Dengan keadaan seperti ini, Bety belum bisa menjawab berapa jumlah pasti para pelaku UMKM di kecamatan Leuwiliang.

“Saat ini kami berharap masing-masing pelaku UMKM di kecamatan Leuwiliang agar mendaftarkan usaha nya ke forum kami yang bertempat di jalan lingkar terminal leuwiliang, supaya bisa kami data dan kami laporkan ke dinas koperasi dan UKM kabupaten Bogor” ujar Bety.

Meski demikian, tantangan pelaku wirausaha, harus dibarengi dengan pelatihan seperti yang dilakukan Pemkab Bogor melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah mengadakan “Pelatihan Penumbuhan Wirausaha Baru Angkatan II Tahun 2022”.

“Tantangan yang dihadapi oleh pelaku wirausaha sangat besar di era digitalisasi saat ini. karena itu Peserta diminta untuk menggali potensi enterpreneur sehingga dapat mengembangkan usaha yang mereka miliki,” kata Kepala Dinas koperasi UKM kabupaten Bogor Asep Mulyana Sudrajat. S.H.

Dari Kecamatan Leuliwiang Kabupaten Bogor, masyarakat khususnya pelaku wirausaha mempelopori melek teknologi dan sudah tidak gaptek lagi. Dengan digital akan mempermudah penjualan karena tidak memerlukan lapak dan hanya dirumah saja namun tetap bisa berjualan.

Penulis  : Tely
Editor    :  Adjet

Show More

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button